Liputan6.com, Jakarta - Polisi terus mendalami aksi anarkis pedagang kaki lima (PKL) Monas yang terjadi Sabtu 20 Juni 2015 malam. Pemprov DKI Jakarta juga meminta kasus ini diselesaikan sampai tuntas.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok percaya polisi dapat mengungkap kasus ini dalam waktu singkat. Terlebih Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian pernah bertugas membasmi teroris dalam tugasnya sebagai kepala Densus 88 Antiteror.
"Tadi sudah dapat jaminan dari Polda bahwa polisi sudah tahu siapa yang bikin rusuh. Kan Kapolda yang baru ini kan top, teroris saja bisa ditangkap. Jadi beliau sudah bilang sama saya, sudah tahu siapa saja yang main, otaknya sudah pada ngerti," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Senin (22/6/2015).
Tingkah para PKL Monas ini dianggap sudah tidak dapat ditolerir lagi. Ahok menceritakan, Brimob Polda Metro Jaya saja pernah menjadi korban.
Kala itu, anggota Brimob sedang memadu kasih dengan sang kekasihnya di taman Monas. Tiba-tiba dia didatangi PKL yang menawari minuman serta dipaksa membayar Rp 100.000.
Dia jelas tidak mau membayar itu. Akhirnya, kekasihnya diantar pulang di ujung jalan. Tapi, sang Brimob kembali lalu dipukuli para PKL.
"Bapak saya pernah pelihara anak dari Jakarta sudah bujangan, mau diurus apapun kalau dia biasa liar, ya dia kabur. Nah ini juga sama. Makanya saya bilang sama mereka kalau dia enggak mau, ya silakan keluar tapi jangan jualan di Monas. Silakan jualan tempat lain, kalau di Monas ya enggak bisa," tegas Ahok.
Hal ini juga dilakukan sebagai bentuk revolusi mental peninggalan Presiden Joko Widodo yang kala itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Aksi para PKL ini turut menurunkan jumlah pengunjung di Monas.
"Kalau kamu makin keras, saya makin keras. Bahkan kalau Anda semakin keras, saya akan semakin keras," pungkas Ahok. (Ali/Mut)
Ahok: Kapolda Metro Tahu Otak Aksi Anarkis PKL Monas
Pemprov DKI Jakarta meminta aksi anarkis pedagang kaki lima (PKL) Monas diselesaikan sampai tuntas.
Advertisement