Liputan6.com, Kepri - Pulau Nipa, salah satu pulau terdepan Indonesia, menyita perhatian pemerintah pada awal 2000 akibat penambangan pasir yang diekspor untuk reklamasi daratan Singapura. Sampai saat ini, kekhawatiran akan hilangnya pulau itu masih ada. Terlebih dengan adanya gerusan abrasi ke kepulauan tersebut.
Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo mengemukakan kekhawatiranya tentang Pulau Nipa. Dia khawatir pulau yang terletak di Kepulauan Riau tersebut tenggelam. Keberadaan Pulau Nipa sangat penting karena ada dua pangkal titik koordinat pengukuran teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, Pulau Nipa harus dijaga.
"Yang lebih penting lagi di Pulau Nipa ini ada 2 poin titik poin untuk mengukur 12 mil wilayah teritorial wilayah NKRI yang berpakal di Pulau Nipa yang berdaulat penuh yang kemudian 2 mil lagi zona eksklusif. Jadi kalau Pulau Nipa ini tenggelam, 2 titik pangkal ini tenggelam. Ini sangat penting," kata Indroyono saat melakukan peninjauan ke Pulau Nipa, Senin (22/6/2015).
Menurut dia, jika 2 titik koordinat hilang, batas laut 12 mil dari garis dasar pantai terluar akan bergeser.
"Pada tahun 2004, pulau ini pada masa Megawati, sudah dilakukan aklamasi dikarenakan sebelumnya sudah mau tenggelam dan posisi Pulau Nipa bukan lah pulau terluar, melainkan pulau terdepan, ada big poin dari sini. Jadi kalau big poin hilang, kita tidak tahu dari mana mengukurnya yang terpenting untuk saat ini menyelamatkan titik pangkal,” ujar Indroyono.
Pulau Nipa adalah salah satu pulau yang berbatasan langsung dengan Singapura. Secara administratif pulau ini masuk ke wilayah Kelurahan Pemping, Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Advertisement
Pada 2004, pemerintah telah melakukan aklamasi karena pulau tersebut mulai terkikis. Pulau Nipa merupakan pangkal Kedaulatan NKRI.
Pulau Nipa tiba-tiba menjadi terkenal karena beredarnya isu mengenai hilangnya/tenggelamnya pulau ini. Hal tersebut memicu anggapan luas wilayah Indonesia semakin sempit. Kenyataannya, Pulau Nipa memang mengalami abrasi serius akibat penambangan pasir laut di sekitar. Pasir-pasir ini kemudian dijual untuk reklamasi pantai Singapura. (Bob/Ali)