Sukses

Kapolda Metro: Kami Telusuri Dugaan Jual-Beli Lapak di Monas

Diduga praktik itu yang memicu pemberontakan pedagang kaki lima (PKL) pada Sabtu 20 Juni 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi terus menelusuri dugaan praktik jual-beli lapak dan premanisme yang terjadi di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Diduga praktik itu yang memicu pemberontakan pedagang kaki lima (PKL) pada Sabtu 20 Juni 2015.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan kemungkinan ada aktor intelektual yang memiliki kepentingan pribadi dengan memanfaatkan situasi 'panas' antara PKL dan Satpol PP.

"Kita akan mengejar dan menangkap dan kemudian kita akan coba telusuri apakah ada praktik premanisme jual-beli lapak di sana. Apabila nanti kemudian ada aktor intelektualnya (dalam aksi anarkis) akan kita lacak," tegas Tito di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (23/6/2015).

Selanjutnya Tito mengungkapkan hingga kini kawasan Monas dan Lenggang masih dijaga 100 personel dari Polda Metro Jaya dan 100 personel dari Mabes Polri. Pasukan itu akan bersiaga hingga suasana terpantau kondusif.

"Kita sudah melakukan langkah-langkah preventif dengan mengerahkan 200 anggota di lokasi dan kendaraan taktis seperti water cannon," ujar Tito.

Ratusan PKL sebelumnya menyerang petugas Satpol PP di pintu Timur Monas pada Sabtu pekan lalu. Selain di Monas Timur, PKL itu juga menyerang para pedagang di Lenggang Jakarta.

Akibatnya, banyak fasilitas umum di kawasan tersebut yang rusak. Selain fasilitas umum, 6 motor dan 1 mobil yang berfungsi sebagai kendaraan operasional milik Satpol PP juga ikut dirusak massa. (Ali/Mut)