Liputan6.com, Jakarta - Integrasi angkutan umum khususnya bus di Jakarta perlahan mulai terlihat hasilnya. Kopaja kini sudah bersedia bergabung dengan PT Transjakarta.
Masalah yang kini dihadapi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok adalah pembelian tiket dan tarifnya. Ahok tak ingin hal tersebut justru memberatkan masyarakat, pun tak membuat operator bangkrut.
"Enggak boleh mencontoh single trip kereta api. Di Jakarta, kalau mau bantu orang susah seperti pedagang yang naik turun bus bayar Rp 3.500 berapa kali, dia capek juga bayarnya," kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Rabu (24/6/2015).
Ahok meminta Direktur PT Transjakarta, Antonius Kosasih, untuk mendesain tarif khusus, yang dapat menjangkau semua lapisan masyarakat. Misalnya saja dengan membuat tarif harian atau bulanan.
"Kalau ini enggak usah, mungkin dia hanya bayar Rp 7 ribu- Rp 10 ribu satu hari mau naik bus jungkir balik silakan deh. Nanti juga ada tiket mingguan, selama seminggu Anda mau jungkir balik naik bus bayar berapa silakan. Terus ada bulanan. Misalkan bulanan Rp 250 ribu atau Rp 200 ribu, Anda beli tiket selama bulan itu Anda bebas naik. Mau naik turun berapa kali bebas," jelas Ahok.
Biaya ini tentu untuk bus yang sudah ikut dalam manajemen Transjakarta dengan biaya rupiah per kilometer. Dengan begitu, Ahok yakin ekonomi rakyat akan tumbuh kembali.
"Ini akan menolong stimulus ekonomi rakyat. Jadi pedagang asongan atau pegawai yang biasa bolak-balik ke mana-mana itu akan murah," pungkas Ahok. (Tnt/Yus)
Ahok: Tiket Bus di Manajemen Transjakarta Jangkau Semua Lapisan
Ahok meminta Direktur PT Transjakarta Antonius Kosasih untuk mendesain tarif khusus.
Advertisement