Liputan6.com, Yogyakarta - Ambrolnya tebing di pantai Sadranan beberapa waktu lalu yang menewaskan 4 orang menjadi catatan penting bagi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kepala Bidang Pengembangan Produk Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunungkidul, Hary Sukmono, mengatakan, saat ini ada 770 gua termasuk vertikal di seluruh wilayah Gunungkidul.
Banyaknya gua ini membuka kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk mengembangkan destinasi wisata baru. Namun, Hary mengingatkan masyarakat agar tidak asal membuka destinasi wisata baru gua.
"Masyarakat yang selama ini sudah mengelola gua untuk obyek wisata sebenarnya sudah mengerti seluk beluk gua. Misalnya Gua Pindul, Kali Suci, Jomblang, dan Songgilap," kata Hary di Yogyakarta, Kamis (25/6/2015).
Untuk mengantisipasi agar masyarakat tidak asal membuka tempat wisata gua, Pemkab Gunungkidul meminta ahli speleologi untuk mengkaji calon obyek wisata gua. Pemkab juga akan menerbitkan dokumen untuk menganalisis dampak lingkungan, daya tampung, dan daya dukung mengenai objek wisata seperti di Gua Pindul yang masuk kawasan desa wisata Bejiharjo.
"Dokumen Upaya Pengelolaan lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) nanti akan bisa mendetilkan daya tampung dan daya dukung mengenai objek wisata tersebut," papar Hary.
Ahli gua dari Yayasan Acintyacunyata Yogyakarta, Bagus Yulianto, mengatakan, pihaknya telah meneliti gua-gua di Gunungkidul. Dari 770 gua yang ada, hanya 25 gua yang bisa dianggap layak untuk obyek wisata.
Bagi gua yang kurang layak dan tidak layak, minimal harus ada pemandunya yang mengerti karakteristik gua. "Kalau tidak layak, jangan nekat dijadikan lokasi wisata," ucap Bagus. (Sun/Mut)
Banyak Gua Tidak Layak Jadi Tempat Wisata di Yogyakarta
Pemkab Gunungkidul meminta ahli speleologi untuk mengkaji calon obyek wisata gua.
Advertisement