Sukses

BNPT RI Ajak Semua Pihak Pastikan Perayaan Nataru Berjalan Lancar Tanpa Kekerasan dan Serangan Teror

BNPT RI mengajak semua pihak untuk bersama-sama memastikan perayaan Natal dan Tahun Baru 2024 atau Nataru berjalan dengan lancar tanpa kekerasan dan serangan teror.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) mengajak semua pihak untuk bersama-sama memastikan perayaan Natal dan Tahun Baru 2024 atau Nataru berjalan dengan lancar tanpa kekerasan dan serangan teror.

"Memastikan perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 berjalan dengan lancar tanpa kekerasan dan serangan teror," ungkap Kepala BNPT RI Komjen Pol Mohammed Rycko Amelza Dahniel pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) VII di Jakarta yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Selasa (19/12/2023).

Dia juga mengimbau semua pihak untuk menjaga perdamaian di penghujung 2023 dan memasuki 2024, mengingat tahapan Pemilihan Umum atau Pemilu sedang berlangsung menuju tanggal pencoblosan pada 14 Februari 2024.

"Pemilihan Presiden atau Pilpres pada Februari 2024 agar bisa berjalan aman dan damai," harap Rycko.

Yang tidak kalah penting dari ketiga isu tersebut, lanjut dia, terdapat isu terkait Gaza. Jenderal bintang tiga kepolisian ini mengajak masyarakat agar tidak mudah terpancing terkait isu Gaza. Kemudian, Rycko juga memberikan informasi terkait isu pola serangan teroris yang semula menggunakan 'hard approach' menjadi 'soft approach.’

"Isu keempat, yakni pola serangan yang semula menggunakan 'hard approach' menjadi 'soft approach', yakni dari data grafik kita melihat serangan terorisme terus menurun jangan membuat kita terlena karena justru pola serangan yang mereka ubah," kata Rycko.

Terakhir dirinya juga berpesan untuk mewaspadai meningkatnya radikalisme kepada kelompok rentan, yakni perempuan, anak-anak, dan remaja serta meningkatkan rasa kepedulian masyarakat serta partisipasi publik.

Dirinya yakin dengan adanya peningkatan rasa kepedulian masyarakat serta partisipasi publik akan menciptakan resiliensi masyarakat.

"Isu terakhir, yakni upaya meningkatkan rasa kepedulian masyarakat serta partisipasi publik sehingga tercipta resiliensi masyarakat," pungkas Rycko.

 

2 dari 3 halaman

BNPT Ingatkan Generasi Muda Waspada Tak Terpapar Paham Radikalisme dan Terorisme di Media Sosial

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengingatkan generasi muda untuk waspada terhadap penyebaran paham kebencian dan kekerasan di dunia maya, khususnya pada platform media sosial.

Terlebih, kata dia, generasi muda adalah sasaran utama kelompok radikal agar terpapar paham radikalisme dan terorisme.

"Hati hati di online. Kenapa yang menjadi sasaran utama empuknya anak-anak kaum remaja dan perempuan, mereka adalah generasi penerus bangsa," ujar Rycko Amelza Dahniel pada saat memberikan kepada santri di Pesantren Terpadu Qoshrul Muhajirin dan para mahasiswa Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Jawa Barat yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Jumat 17 November 2023.

Dia kemudian menjelasakan kewasapadaan terhadap narasi permusuhan dan perpecahan di dunia maya berkaitan erat dengan pentingnya generasi muda untuk menjaga persatuan dan kesatuan demi masa depan Indonesia yang aman dan damai.

"Indonesia dibangun dari berbagai perbedaan suku, agama, ras, budaya dan juga bahasa. Hal ini harus disadari oleh seluruh generasi muda dimana menerima perbedaan menjadi hal penting dalam praktik bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," kata Rycko.

Dirinya pun menilai, satu-satunya titik terlemah Indonesia adalah dengan membuat generasi muda terpecah belah. Oleh karena itu, ia berpesan agar para generasi muda terus memelihara persatuan dan kesatuan.

"Jaga persatuan dan kesatuan, jaga negeri ini dengan menjaga diri kita masing masing. Jangan mau dipecah belah," pesan Rycko.

 

3 dari 3 halaman

Beri Contoh Kuatnya Persatuan dan Kesatuan

Rycko pun memberikan contoh kuatnya persatuan dan kesatuan melalui salah satu bukti sejarah yang terjadi pada tahun 1928, di mana, seluruh pemuda duduk bersama membangun persatuan dan kesatuan hingga tercetusnya Sumpah Pemuda yang memberikan dampak besar bagi perjuangan para pahlawan bangsa dalam melawan penjajah.

"Karena pada waktu kita sendiri sendiri, kita tidak bisa melawan pejajah. Para pemuda membangun Persatuan dan Kesatuan melalui Sumpah Pemuda, dengan berbagai perbedaan kita satukan, negara ini menjadi kuat, Indonesia ada karena ada Persatuan dan Kesatuan," kata dia.

Pada sisi lain, Rycko pun mengingatkan generasi muda untuk waspada jika ada sekelompok oknum yang menggunakan ujaran kebencian dan mengarah kepada kekerasan dengan mengatasnamakan agama.

"Tidak satupun di dunia ini yang mengajarkan tentang kekerasan. Semua agama mengajarkan tentang kebaikan, cinta kasih, rahmatan lil alamin, perdamaian dan kemanusiaan," jelas Rycko.