Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri angkat bicara mengenai dugaan adanya warga negara Indonesia (WNI) yang dieksekusi kelompok militan ISIS. Mereka menyatakan kabar tersebut belum bisa dikonfirmasi.
Menurut Juru Bicara Kemlu, Arrmanatha Nasir, sejak kabar tersebut berhembus, pemerintah langsung melakukan investigasi.
"Kami sampaikan bahwa berita tersebut kami sudah coba klarifikasi dengan Kedutaan kita di Damaskus, Ankara, serta KJRI Istanbul," kata pria yang kerap di sapa Tata itu di Kemlu, Jakarta, Kamis (25/6/2015).
Selain itu, klarifikasi juga dilakukan terhadap data lengkap tempat kejadian atau nama korban yang belum didapatkan.
"Maka kami belum bisa mengklarifikasi hal tersebut," ujar Tata.
Sebelumnya, Daily Mail melaporkan ISIS telah mengeksekusi mati seorang warga Indonesia yang bergabung dengan kelompok militan garis keras tersebut. Gara-garanya ia yang diduga terinfeksi AIDS dan dituduh sengaja menyebarkan penyakit tersebut lewat transfusi darah.
Donor darah asal Indonesia yang namanya tak disebutkan itu dikabarkan memicu kepanikan di kalangan militan ISIS di pangkalan Shaddadi, Provinsi Hasaka, Suriah, saat terungkap mengidap AIDS.
Tes HIV/AIDS yang dilakukan kepada militan ISIS asal Mesir, gadis 15 tahun yang berasal dari kaum Yazidi yang diperbudak secara seksual, dan setidaknya 2 warga Arab Saudi, menunjukkan hasil positif. Beredar klaim bahwa seorang komandan ISIS setempat juga terinfeksi virus yang sama.
Kasus tersebut mengemuka setelah militan asal Mesir yang berusia 30 tahun dan gadis Yazidi yang diberbudak terlihat pucat dan menderita penyakit "misterius".
Tes medis membuktikan bahwa keduanya positif terinfeksi AIDS. Entah bagaimana, setelah ditelusuri, asal muasal penyakit tersebut diduga berasal dari WNI yang bergabung dengan ISIS. (Ger/Mut)
Kemlu Telusuri Kebenaran WNI Dihukum Mati ISIS
Kementerian Luar Negeri angkat bicara mengenai dugaan adanya warga negara Indonesia (WNI) yang dieksekusi kelompok militan ISIS.
Advertisement