Sukses

Penusuk PRT di Pejaten Merampok karena Tak Dapat Pinjaman Uang

Berbekal sebilah pisau, DH mendatangi rumah tetangga majikannya itu pada Rabu 24 Juni 2015 pagi.

Liputan6.com, Jakarta - Tersangka perampokan sadis yang menusuk pembantu rumah tangga (PRT) di Jalan Siaga I, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, berinisial DH sudah mempersiapkan aksi kejahatannya dengan matang. Dengan alasan terlilit utang, DH hendak meminjam uang Rp 500 ribu ke anak majikan Ariani bernama Angga. Jika tidak diberikan, penjaga rumah kos tetangga majikan Ariani ini bertekad bulat merampok.

"Tersangka kenal korban dan ingin ketemu anak majikan korban untuk pinjam uang, kalau nggak dapat ya dirampok," kata Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti di Mapolda Metro Jaya, Kamis (25/6/2015).

Berbekal sebilah pisau, DH mendatangi rumah tetangga majikannya itu pada Rabu 24 Juni 2015 pagi. Ketika Ariani mempersilakan masuk, DH segera menanyakan keberadaan Angga. Dia kesal karena Angga tidak di rumah.

Ia lalu memanfaatkan situasi rumah yang sepi, hanya ada Ariani untuk menggasak harta benda berharga di rumah itu.

"Saat masuk ke rumah, tersangka langsung menodongkan pisau ke korban lalu menanyakan tempat penyimpanan uang majikan korban," ujar Krishna.

Ariani pun panik dan berteriak, DH sempat mengancam akan membunuh Ariani jika pembantu rumah tangga itu terus berisik. Sambil menodongkan pisau, DH meminta Ariani mengantarnya ke kamar 2 anak majikannya.

Namun DH tidak menemukan ada barang berharga sehingga ia memaksa Ariani membuka pintu dengan kunci duplikat. Ariani tidak dapat memberikan kunci duplikat hingga akhirnya diikat.

"Dengan kondisi diikat, korban disuruh cari kapak untuk membuka pintu, dan saat pintunya berhasil dirusak, tersangka masuk dan mengambil harta benda majikan korban," jelas Krishna.

Setelah berhasil menggasak harta benda majikan korban, DH langsung menghujamkan beberapa tusukan ke tubuh Ariani. Usai menyadari aksi brutalnya, DH mengunjungi ke rumah kos majikannya untuk menyimpan hasil kejahatannya.

Kemudian ia membeli 2 liter bensin di penjual eceran dan menyiram kamar kedua anak majikan Ariani dan menyulutkan api.

"Alasan membunuh dan membakar rumah karena korban teriak-teriak. Saat rumah kebakar, tersangka pergi ke kos majikannya dan mengambil hasil rampasan," tutur Krishna. (Mvi/Mut)