Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah RI mengecam sejumlah serangan teroris pada 26 Juni 2015 yang terjadi di 3 negara sekaligus. Akibat aksi tak bertanggungjawab yang terjadi di Kuwait, Tunisia, dan Prancis itu sejumlah warga sipil menjadi korban.
Ketiga serangan teror tersebut telah mengakibatkan total 51 orang meninggal dan sejumlah lainnya menderita luka-luka. Hingga saat ini belum bisa dipastikan ada atau tidaknya WNI yang turut menjadi korban.
"Sesuai informasi yang diterima dari KBRI di 3 negara tersebut sampai saat ini belum ada laporan terkait WNI yang menjadi korban dalam ketiga peristiwa teror tersebut," sebut siaran pers Kementerian Luar Negeri (Kemlu), seperti dikutip dari laman Setkab.go.id, Minggu (28/6/2015).
"Pemerintah Indonesia kembali menegaskan dukungannya kepada upaya bersama masyarakat internasional untuk memerangi berbagai kelompok gerakan radikal."
Pemerintah RI juga menyampaikan rasa duka cita atas kejadian ini. Sementara, para WNI, khususnya yang berada di 3 negara itu diimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan serta menghindari tempat-tempat yang berpotensi menjadi target teror. WNI juga diminta tak terlibat dengan kelompok-kelompok radikal.
"Bagi WNI yang membutuhkan bantuan KBRI dapat mengkontak: KBRI Kuwait City, Fahmi di nomor telepon +96599693436. KBRI Tunisia Yubil Septian +21695992330 atau +21671860377. KBRI Paris Yosep Tutu +33625417845."
Serangan teror terjadi di Kuwait City. 13 Orang tewas akibat serangan bom bunuh diri saat salat Jumat itu. Sementara di Tunisia, 39 orang tewas dan puluhan lainnya terluka akibat teror di Hotel Riu Imperial Marhaba, Port El Kantaoui.
Serangan teror juga terjadi di Prancis. Akibat teror di pabrik kimia Air Product yang berlokasi di Isere, 25 km selatan Lyon itu, 1 orang tewas dan 2 lainnya mengalami luka-luka. (Ndy/Rmn)