Liputan6.com, Jakarta - Letjen TNI Purn Sutiyoso merampungkan fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di Komisi I DPR. Pria yang akrab disapa Bang Yos itu mendapat persetujuan dari Komisi I DPR sebagai Kepala BIN, namun dengan beberapa catatan.
"Pendalaman kurang lebih 4 jam. 10 fraksi telah sampaikan pandangan dan pendapatnya. Berikut hasil pertimbangan kepada calon Kepala BIN, sebagaimana diatur UU Nomor 17 tahun 2011 tentang intelijen negara," kata Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (30/6/2015).
"Pasal 199 ayat 2 tatib. Hasil pembahasan komisi dilaporkan dalam Bamus selanjutnya ditetapkan dalam rapat paripurna. Pandangan 10 fraksi. Kami melakukan pertimbangan konsideran berikut," sambung dia.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menjelaskan, pertimbangan yang dilakukan Komisi I DPR terbagi 3 tahap. Pertama, kata dia, yakni melalui seleksi administrasi yang meliputi kelengakapan administrasi sahih.
Kedua pemaparan visi dan misi. Komisi I mempertimbangkan latar belakang calon di dunia intelijen dan pengalaman Sutiyoso di TNI, dan sipil yaitu saat menjadi gubernur DKI Jakarta, dan politik saat menjadi ketua umum PKPI.
Ketiga adalah memperhatikan sejumlah isu fundamental yang krusial dan menjadi tugas pokok dan fungsi intelijen. Mulai dari perkembangan politik nasional, kebangsaan, dan regional.
"Calon Kepala BIN telah memberikan pemaparan baik dan komprehensif. Komisi I menerima dan mendukung Letjen Purnawirawan Sutiyoso yang diajukan Jokowi sebagai calon Kepala BIN. Pertimbangan ini akan kami sampaikan ke pimpinan DPR dan dibawa ke forum paripurna sebagai pengesahan," ungkap Mahfudz.
Ia berharap, dengan pertimbangan positif yang diberikan Komisi I, Pimpinan DPR melalui paripurna dapat mengesahkan Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara untuk menggantikan Marciano Norman yang akan pensiun.
"Semoga tidak ada perubahan apapun. Sehingga kita segera punya Kepala BIN baru," ucap dia.
Catatan Saku DPR
Kendati telah didukung oleh Komisi I sebagai Kepala BIN, Sutiyoso harus menerima catatan saku dari beberapa anggota Fraksi yang ada di Komisi I. "Hanura dukung. Nasdem dukung. Catatan agar Kepala BIN membangun komunikasi dan kerja sama dengan DPR," ujar Mahfudz.
Kemudian, lanjutnya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meminta Bang Yos lebih berperan sebagai pemberi masukan terpercaya bagi Presiden. "PPP menerima calon Kepala BIN. Catatan, Kepala BIN harus berani berbicara masukan ke Presiden RI sebagai end user apapun resikonya," kata Mahfudz.
‎
Dia menuturkan, PKS juga menyatakan setuju terhadap Bang Yos. Namun, PKS tetap mengingtakan DPR memiliki fungsi pengawasan internal dan tim pengawas intelijen yang akan dibuat dalam waktu dekat.
"PKS, PKB dan PAN menerima. Demokrat setuju. Catatan agar Kepala BIN bisa mengefektifkan fungsi koordinasi di BIN. Gerindra (meminta) harus lebih baik dari sebelumnya." papar dia.
Mahfudz melanjutkan, Golkar juga memberikan catatan khusus kepada Bang Yos dengan 3 catatan. Pertama Bang Yos harus bisa meningkatkan kerja sama dengan DPR, memastikan Presiden sebagai end user dan BIN sebagai sumber resmi ambil kebijakan serta Kepala BIN harus bisa menyesuaikan cara berkomunikasi mengingat Sutiyoso adalah figur yang berkecimpung dalam dunia perpolitikan.
"PDIP secara bulat dan mendukung Letjen Sutiyoso jadi KaBIN. Catatan, agar menjalankan tugasnya tunduk kepada UU BIN dan sepenuhnya berorientasi terhadap kepentingan negara bukan kelompok," tandas Mahfudz. (Mvi/Yus)