Liputan6.com, Jakarta - Duka mendalam masih menyelimuti keluarga korban kecelakaan pesawat Hercules C-130. Salah satunya keluarga Kapten Penerbang Sandy Permana.
Keluarga tak menyangka penerbangan Sandy dari Medan menuju Tanjung Pinang pada Selasa 30 Juni kemarin, merupakan penerbangan terakhirnya. Pahadal rute penerbangan Jakarta, Pekanbaru, Riau, Medan, dan Tanjung Pinang bukanlah rute baru yang dijajal oleh Sandy.
Salah satu kerabat Sandy, Dwi Sulistyaningsih menuturkan, dalam perjalanannya menerbangan si burung besi, Sandy tak jarang membawa istri dan putrinya.
"Kan kalau dari Malang, pasti ke Jakarta dulu. Istri sama anaknya suka ikut kalau lagi mau mampir kemari. Setelah itu baru Sandy lanjut terbang lagi," tutur Dwi saat ditemui Liputan6.com di kediamannya di Jalan KH Tasyir, Gang Swadaya Nomor 10A, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (1/7/2015).
Selain itu, Sandy juga tak jarang mengajak istri dan anaknya hingga misi mengantar logistiknya selesai. Bahkan hingga ke beberapa provinsi di Indonesia.
"Mertuanya juga kadang diajak ikut juga," sambung dia.
Dwi menambahkan, dia dan keluarga di Jakarta sempat dikabari oleh Sandy ketika pesawat Herculesnya mendarat di Bandara Halim Perdanakusumah, sebelum melanjutkan perjalanan ke Pekanbaru. Namun, istri dan kedua anaknya tidak turut serta bersama Sandy.
"Mungkin sudah rencana Tuhan ya, biasanya anak dan istrinya ikut diajak naik Hercules. Tapi kemarin enggak, mungkin sudah jalannya," tutur wanita yang akrab disapa Wiwi ini. (Sun/Ein)
Terbangkan Hercules, Pilot Sandy Sering Ajak Istri dan Putrinya
Sandy juga tak jarang mengajak istri dan anaknya hingga misi mengantar logistiknya selesai. Bahkan hingga ke beberapa provinsi di Indonesia.
Advertisement