Liputan6.com, Palembang - Pesawat Hercules yang jatuh di Medan, Sumatera, pada Selasa 30 Juni 2015 menelan puluhan korban tewas. Di antara mereka adalah kru pesawat, Kopilot Letda Pnb Dian Sukma Pasaribu.
Usai mendengar kabar kecelakaan itu, keluarga langsung menghubungi telepon genggam Kopilot Letda Pnb Dian Sukma Pasaribu. Pangggilan pertama sempat terdengar nada aktif namun tidak ada jawaban.
"Saat pertama saya menelepon, HP-nya aktif tapi tak diangkatnya. Lalu saya coba telepon lagi, jaringan sibuk dan di luar jangkauan. Saya ulang sampai sepuluh kali, tetap saja tidak tersambung," kata ayah Dian, Kapten Arpani kepada Liputan6.com di Palembang, Rabu (1/7/2015).
Pria yang menjabat sebagai Waka Ajendem Korem 044/Gapo Palembang ini menuturkan, saat ini keluarga terus memantau perkembangan informasi dari Medan melalui media.
Selain itu, ia terus berkomunikasi dengan keluarga di Medan untuk menelusuri keberadaan sang anak.
Arpani mengatakan, keluarga tidak memiliki firasat apapun sebelum musibah ini terjadi. Bahkan, sekeluarga sempat berkomunikasi dengan sang penerbang seusai salat tarawih sehari sebelum insiden tersebut.
"Berkomunikasi dengan kami semua sekeluarga. Dia mau pulang Lebaran ini, karena tahun lalu dia tak bisa pulang," ungkap Arpani.
Baca Juga
Tim evakuasi menemukan jenazah Letda Pnb Dian Sukma Pasaribu di lokasi jatuhnya pesawat nahas itu. Peti berisi jenazah Dian Sukma rencananya diterbangkan dari Bandara Internasional Polonia Medan ke Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta.
Di Jakarta, jenazah akan disambut Presiden Joko Widodo dan akan digelar penghormatan terakhir. Usai itu, peti akan diterbangkan ke Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang yang selanjutnya diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. (Ali/Ein)
Advertisement