Liputan6.com, Medan - Keluarga korban pesawat Hercules terus memadati lokasi identifikasi di kamar jenazah RSUD H. Adam Malik Medan, Sumatera Utara. Mereka cemas menanti kepastian kabar anggota keluarganya dari tim DVI.
Hal itu yang dirasakan Tetdi Pakpahan yang kehilangan dua anggota keluarganya, Marasi Situmorang (35) dan Ivan Ganda Tua Situmorang (13), putra Marasi.
"Jasad Marasi bapaknya si Ivan sudah dapat, si Ivan keponakan saya belum dapat. Kami masih nunggu ini," ujar Tetdi saat menunggu proses identifikasi di ruang jenazah RS Adam Malik, Medan, Rabu (1/7/2015).
Tetdi mengatakan, keberangkan ayah dan anak ke Natuna menggunakan pesawat Hercules atas anjuran teman Marasi yang merupakan anggota TNI. Meski begitu, dia tahu siapa anggota TNI yang menganjurkan hal tersebut.
"Selama ini si Ivan tinggal di Tanah Jawa, Simalungun, sama opungnya, Marasi sama istrinya sudah cerai. Nah, Marasi ini udah lama di Natuna, kerja di sana dan mau bawa si Ivan untuk sekolah di sana," tutur Tetdi.
Wanita berusia 45 tahun ini sempat merasa heran atas keputusan Marasi yang ingin membawa Ivan ke Natuna dengan menumpangi pesawat Hercules. Padahal, ketika datang dari Natuna sekitar dua minggu lalu, Marasi menumpang pesawat komersil.
"Memang si Ivan kata Marasi mau mulai sekolah hari Senin depan, makanya dibawanya si Ivan cepat-cepat biar bisa dikejarnya daftar sekolah di Natuna. Nah, ditumpanginyalah pesawat ini, setahu kami juga, sebelum berangkat mereka ada tandatangani surat. Katanya isi surat itu, kalau ada apa-apa keluarga enggak bisa nuntut," tutur Tetdi dengan mata berkaca-kaca.
Tetdi mengaku kabar kecelakaan yang menewaskan orang tercintanya itu didapat setelah kelurga di Simalungun menghubunginya. Sebab saat hendak berangkat, Marasi meninggalkan nomor telepon keluarga di Simalungun.
"Istri Marasi si Herawati sampai sekarang belum sadar, shock sekali dia dengar anak dan mantan suaminya meninggal. Untung aja adik si Ivan enggak ikut. Kalau ikut, tigalah keluarga kami jadi korban," ujar Tetdi.
Dia berharap jenazah Ivan dapat segera ditemukan tim evakuasi untuk selanjutnya dilakukan upacara adat di Simalungun, sebelum pemakaman digelar.
"Ciri-ciri si Ivan di tangan kirinya, bagian jempol ada dua, ganda gitu, sesuai dengan namanya Ivan Ganda, kami rasa gampang ngenalinnya kalau jasadnya nggak terbakar, tolong sekali kami ini," harap Tetdi.
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Agus Supriyatna, mengatakan jumlah korban yang telah berhasil dievakuasi ke ruang jenazah berjumlah 142. Rinciannya, 91 jenazah utuh dan 51 potongan tubuh. 56 Di antaranya telah teridentifikasi. (Ali/Ein)