Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir menyatakan tidak pernah ada pembahasan yang menyinggung masalah penghinaan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Penghinaan itu kabarnya dilontarkan salah satu menteri Kabinet Kerja.
Ia mengungkapkan, rapat kabinet hanya membahas isu-isu nasional seperti bantuan untuk korban pengungsian Gunung Sinabung dan perguruan tinggi.
"Nggak tuh, kemarin rapat kabinet urusannya membahas Sinabung, sebelumnya bahas PTN (Perguruan Tinggi Negeri) baru, PTS (Perguruan Tinggi Swasta) yang mau jadi PTN. Nggak ada yang lain," jelas Nasir di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Rabu (1/7/2015).
Namun, Nasir tetap merasa kata-kata yang mendiskreditkan Presiden tidak pantas dilontarkan dari bibir seorang pejabat negara, apalagi menteri yang merupakan pembantu Presiden.
"Kalau menurut saya pribadi, enggak benar lah, enggak beretika. Kalau namanya pembantu Presiden itu harus melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Presiden," tegas Nasir.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengungkapkan ada menteri yang menghina Presiden Jokowi. Hinaan ini pun terekam dan sudah didengar langsung oleh Jokowi.
"Siapa menteri tersebut yang dalam tanda petik tidak loyal, apalagi mengecilkan arti Presiden. Saya sebagai Mendagri ada datanya, saya kira Pak Presiden sudah tahu‎," ucap Tjahjo usai buka puasa bersama di rumah dinas Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, Minggu 28 Juni 2015.
‎"Pasti dong (terekam). (Siapa menteri itu) bukan hak saya menyampaikan," tambah dia.
Menurut Tjahjo, apa yang dilakukan oleh menteri yang menghina Jokowi bak kacang lupa kulitnya atau tidak tahu terima kasih. Ia menilai tidak pantas seorang menteri menghina pimpinannya. (Dry/Mut)
Menristek: Rapat Kabinet Tak Pernah Bahas Menteri Hina Presiden
Muhammad Nasir menyatakan tidak pernah ada pembahasan yang menyinggung masalah penghinaan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Advertisement