Liputan6.com, Jakarta - Arifin Suharno merupakan satu dari sekian banyak korban jatuhnya Hercules C-130 di Medan, Sumatera Utara, pada Selasa 30 Juni 2015. Honorer di lingkungan Skuadron 31 Lanud Halim Perdanakusuma ini hendak berlibur ke Tanjungpinang, Kepulauan Riau, tapi nahas pesawat yang ditumpanginya jatuh.
Meski bukan prajurit TNI, sosok Arifin begitu dekat dengan anggota TNI, khususnya di lingkungan Skuadron 31. Pria yang bekerja sebagai office boy itu dikenal supel dan humoris.
"Orangnya lucu, asyik. Dekat sama kita-kita di Skuadron 31," tutur penerbang dari Skuadron 31 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis 2 Juni 2015.
Saat berangkat dari Lanud Halim, Arifin tidak sendiri. Dia mengajak serta kedua anaknya Rusti Aristanti (12) dan Nur Halimah (9), yang juga tewas dalam kejadian itu. Mereka memang berniat berlibur ke Tanjungpinang mengisi waktu libur sekolah.
"Mang Arifin banyak yang kenal. Udah lama kerja di sini. Saya belum jadi tentara dia udah kerja di sini," kata personel Skuadron 31 itu.
Jenazah Arifin dan kedua anaknya dibawa ke Lanud Halim menggunakan Boeing 737-400, yang juga ditumpangi oleh Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Agus Supriatna, beserta rombongan. Jenazah Arifin disambut ratusan personel TNI dari Skuadron 31 dan diberikan penghormatan terakhir meski peti mati Arifin tak dibalut bendera merah putih.
Kesan mendalam terhadap Arifin juga dirasakan Komandan Skuadron 31, Letkol Wisoko. Tak hanya dia yang merasa kehilangan, seluruh keluarga besar Skuadron 31 juga sangat kehilangan.
"Skuadron 31 berduka. Kinerjanya baik, bagus. Dia kerjanya bantu pekerjaan kita di kantor. Ini (jenazahnya) mau dibawa ke kampung halamannya ke Cirebon," tutur Wisoko yang turut menyambut kedatangan jenazah Arifin. (Sun/Ado)
Kisah Arifin, Liburan yang Berujung Maut di Hercules
Jenazah Arifin dan kedua anaknya dibawa ke Lanud Halim menggunakan Boeing 737-400, yang juga ditumpangi KSAU Marsekal Agus Supriatna.
Advertisement