Liputan6.com, Jakarta - Orangtua bocah GT, LSR dan BP hingga kini mengaku belum mengetahui keberadaan anak keduanya itu, yang diduga menjadi korban tindak kekerasan. Bahkan mereka belum mendapatkan kabar di mana keberadaan bocah yang diduga digergaji ibu kandungnya itu. Mereka menduga GT hilang dari rumah sejak Jumat 26 Juni 2015 sore karena diculik.
"Saya anggap ini kehilangan karena proses penculikan. Dia diambil tanpa seizin saya. Saya menunggu berita tentang keberadaan dia," kata LSR di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan, Sabtu (4/7/2015).
LSR menuturkan, terakhir kali ia melihat anaknya pada Jumat 3 Juli 2015 lalu. Saat itu, ia meminta kepada putranya menyiram taman di pekarangan rumahnya. Namun setelah beberapa saat ditunggu, ia melihat halaman rumahnya masih kering. Sementara, saat dicek keberadaannya, GT sudah tidak ada di rumah.
Namun LSR membantah GT hilang dari rumah karena tindakan penganiayaan atau kekerasan. Dia memperlihatkan foto anaknya itu yang masih berada dalam kondisi sehat.
"Saya bisa bilang tidak benar. Tidak ada tanda kekerasan. Anda lihat sendiri foto," bantah LSR.
Kasus kekerasan anak ini mulai terungkap saat bocah GT melarikan diri dari rumahnya di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan pada Jumat 26 Juni 2015.
Lalu bocah 12 tahun ini diserahkan ke LSM perlindungan anak, FNO Community dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), oleh warga sekitar. Kasus ini pun langsung dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan.
Diduga bocah GT mengalami kekerasan dan penganiayaan dari ibu kandungnya LSR. Bahkan tangan bocah ini diduga sempat digergaji ibunya, dan ditemukan luka lebam serta sundutan rokok di tubuhnya. (Rmn/Ans)
Tidak Pulang 2 Hari, Orangtua Bocah GT Menduga Anaknya Diculik
LSR membantah GT hilang dari rumah karena tindakan penganiayaan atau kekerasan.
Advertisement