Liputan6.com, Tangerang - Akibat kebakaran di Terminal 2E, Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, maskapai Garuda Indonesia merasa dirugikan. Garuda mengklaim 80 penerbangan mengalami delay atau penundaan akibat insiden tersebut.
"Sudah pasti akan merugikan aktivitas penerbangan, terutama penumpang. Kerugian immaterial yang lebih besar," ungkap Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia Arif Wibowo saat konferensi pers di Gedung 600 PT Angkasa Pura II, Tangerang, Banten, Minggu (5/7/2015).
Terkait besar kerugian material itu, Arif enggan menyebutkan. Pihaknya saat ini lebih fokus terhadap pelayanan penumpang di Bandara Soetta agar bisa terbang ke daerah tujuan kembali normal.
"Kerugian ada, delay saja jadi satu beban untuk kita. Tapi ini kan di luar dugaan, saya tidak memikirkan kerugian materi. Yang paling konsentrasikan kenyamanan penumpang," tutur dia.
Menurut Arif, dari 80 penerbangan yang mengalami delay, 20 di antaranya penerbangan pukul 07.00 hingga 12.00 WIB dan 60 penerbangan pada pukul 12.00 hingga 18.00 WIB. Lamanya delay sekitar 1,5 hingga 4 jam.
"Sampai saat ini yang sudah diberangkatkan 40 penerbangan yang mengalami delay dari pukul 07.00 sampai 12.00. Sisanya masih ada 40 penerbangan yang belum terbang. Penumpang diangkut dengan Boeing 747 berkapasitas 420 seat," jelas dia.
Arif menjelaskan, delay penerbangan Garuda Indonesia terjadi karena sistem counter check in dan konveyor di Terminal 2E mati. Karena itu sejak pagi pihaknya melakukan check in secara manual. Tak hanya itu, barang-barang penumpang juga diangkut manual oleh petugas ke bagasi pesawat.
"Tadi siang kita lakukan upaya recovery, agar sistem check in kembali online. Kita pakai WiFi dan kerja sama dengan Telkom bikin jaringan baru, jadi check in di atas pukul 17.00 sudah online, meski jaringanya masih tidak stabil," pungkas Arif. (Rmn/Ans)
Terminal 2E Bandara Soetta Kebakaran, Garuda Indonesia Merugi
Terkait besar kerugian material itu, Dirut Garuda Arif Wibowo enggan menyebutkan.
Advertisement