Liputan6.com, Jakarta - Sikap antipati pengemudi ojek pangkalan terhadap driver GO-JEK terjadi di banyak wilayah. Ojek berbasis aplikasi smartphone itu tidak hanya disoraki saat mengangkut penumpang, tapi juga diusir saat berhenti di dekat pangkalan ojek, dihardik, dan bahkan dipukul.
Guna melindungi anggotanya, Satgas GO-JEK memetakan titik-titik rawan bagi GO-JEK. Di titik rawan itu, pengemudi GO-JEK disarankan melepas jaket dan helm saat melintasi wilayah tersebut.
"Daerah yang rawan buat GO-JEK itu Kalibata City, Mega Kuningan depan Mal Ambasador, Kota Kasablanka, Kuningan Epicentrum, FX Senayan, Bintaro Jaya Sektor 3, dan Universitas Indonesia," beber anggota Satgas GO-JEK, Dadang (42), di kantor GO-JEK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (7/7/2015).
"Kalau di Kemanggisan, sudah kita temui pihak keamanannya," sambung ayah tiga anak ini.
Dia pun mengatakan, jika pengemudi GO-JEK menerima intimidasi hingga penganiayaan, maka pihak GO-JEK akan menyerahkan kasus tersebut ke aparat berwajib untuk diteruskan ke meja hijau.
"Yang sudah-sudah kita ambil proses hukum saja kalau emang ada yang main tangan. Biar jera," tegas Dadang.
Dia mengimbau para konsumen agar menentukan lokasi penjemputan, di tempat yang jauh dari pangkalan ojek biasa. Atau sebaliknya, pengemudi GO-JEK meminta konsumennya untuk bertemu di tempat yang jauh dari tempat berkumpulnya ojek.
"Driver diminta menjauh dari pangkalan ojek, atau konfirmasi ke pelanggan dulu, 'di sana ada pangkalan ojek nggak, Bu/Pak?" ungkap Dadang. (Sun/Mut)