Liputan6.com, Jakarta - Jelang lebaran, perputaran uang baru meningkat. Bank Indonesia (BI) memperkirakan kebutuhan uang tunai masyarakat ada di kisaran Rp 119,1 triliun hingga Rp 125,2 triliun selama Ramadan hingga Idulfitri tahun ini.
Peningkatan kebutuhan uang tunai, selalu beriringan dengan perputaran uang palsu. BI memperkirakan setiap satu juta lembar uang asli, 15 lembar di antaranya merupakan uang palsu. Tahun lalu saja tercatat sekitar 11-12 lembar per satu juta lembar uang asli.
Polri mengaku telah bekerja sama dengan BI untuk mengawasi peredaran uang tersebut.
"Kita kerja sama dengan BI, dengan bank juga untuk pengawasan itu. Polisi aktif juga memantau penggunaan uang palsu terhadap (konsumen) pembelanjaan dan pembelian," ujar Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Budi Waseso, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (7/7/2015).
Menurut dia, jajarannya belum bisa memprediksi titik-titik rawan peredaraan uang palsu. Walaupun, BI sudah menyatakan peredaran uang palsu meningkat.
"Ya bisa saja. Tapi tempatnya dan jumlahnya belum tentu. Memang dalam waktu sekarang ini, penggunaan itu tetap ada," jelas pria yang akrab disapa Buwas itu.
Dia menyarankan masyarakat agar selalu waspada jika bertransaksi, terutama saat membeli kebutuhan Idulfitri.
"Biasa kan saat orang-orang mau beli kebutuhan (Idulfitri). Di sana biasa terjadi pemalsuan uang," pungkas Buwas. (Bob/Ein)
Titik Rawan Peredaran Uang Palsu Jelang Lebaran Sulit Terdeteksi
Namun, Polri sudah bekerja sama dengan BI dan sejumlah pihak untuk mengawasi peredaran uang palsu.
Advertisement