Liputan6.com, Banyuwangi - Penutupan Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Jawa Timur untuk kegiatan penerbangan komersil juga berimbas pada aktivitas 3 sekolah pilot yang ada di bandara tersebut. Seluruh aktivitas latihan terbang di sekolah pilot yang beroperasi di bandara itu juga dihentikan.
Bahkan, khawatir pesawat untuk latihan para siswa sekolah pilot terguling karena angin kencang, beban penahan pesawat latih itu pun harus ditambah.
"Ada perintah untuk menambah beban penahan di pesawat latih itu. Karena anginnya kan kencang, khawatir nanti terguling," kata Kepala Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Sigit Widodo saat dihubungi di Malang, Jawa Timur, Minggu (12/7/2015).
Sayangnya, Sigit mengaku tidak hafal persis jenis pesawat latih itu dan berapa jumlahnya. Namun ketiga sekolah pilot itu adalah Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi (LP2B), Bali International Flight Academy (BIFA), dan Mandiri Utama Flight Academy (MUFA).
"Saya tidak hafal, tapi yang jelas semua latihan dihentikan dulu," ucapnya.
Sebelumnya, Bandara Blimbingsari Banyuwangi ditutup untuk kegiatan penerbangan akibat aktivitas vulkanik Gunung Raung. Di bandara yang melayani 3 penerbangan domestik ini sempat dipenuhi abu vulkanik di sepanjang runway atau landasan pacunya.
Advertisement
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat, kecepatan angin di sekitar bandara mencapai 27 knot per jam.
"Informasi dari BMKG kecepatan angin di wilayah bandara mencapai 27 knot, kondisi cuaca juga tidak memungkinkan untuk aktivitas penerbangan," ungkap Sigit. (Ado)