Liputan6.com, Jayapura - Hujan es melanda 3 kampung di Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua sejak sebulan lalu. Fenomena ini pun menyebabkan gagalnya hasil kebun dan matinya ternak warga. Akibatnya, ribuan orang terancam kelaparan.
Terkait hal ini, Gubernur Papua Lukas Enembe mengklaim, hujan es yang terjadi di Kabupaten Puncak merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di daerah itu. Dia mengatakan, saat ini Wakil Bupati Puncak Repinus Telenggen sedang menuju ke lokasi 3 kampung yang dikabarkan dilanda hujan es tersebut.
Baca Juga
"Saya sudah komunikasi dengan Bupati Puncak Willem Wandik dan bupati menyebutkan dia bertanggung jawab atas nasib rakyat di sana," kata Lukas di Jayapura, Papua, Senin (13/7/2015).
Advertisement
"Saat ini kami tinggal menunggu laporan lanjutan dari Pemkab Puncak dan apa saja yang dibutuhkan mendesak," imbuh dia.
Oksigen Menipis
Sementara Wakil Bupati Puncak Repinus Telengen menyebutkan, hujan es adalah siklus tahunan di daerah itu. Karena siklus tahunan ini, kata dia, masyarakat setempat biasa dilanda kelaparan.
Menurut dia, 3 kampung tersebut letaknya sangat terisolir, ditambah tak ada penerangan dan sinyal komunikasi.
"Belum dilaporkan adanya yang meninggal akibat hujan es. Namun masyarakat di sana sangat membutuhkan makanan dan pakaian. Suhu di kampung tersebut jika malam hari dikabarkan 3 derajat Celsius, sementara pada siang hari 10-13 derajat Celsius," papar dia.
Dia menuturkan, hujan es tahun ini dianggap oleh masyarakat setempat tergolong panjang dan ekstrem. Selain dingin, oksigen juga menipis, sebab tiga kampung terletak di atas ketinggian 2.300 meter di atas permukaan laut.
"Hari ini baru bisa didistribusikan 8 karung beras ukuran 50 kilogram. Sebab untuk masuk ke daerah itu hanya dapat ditempuh dengan pesawat berbadan kecil yang hanya bisa ditumpangi 8 orang penumpang," ujar Repinus.
"Saat ini, masih ada 6 ton bahan makanan yang tertahan di Timika, karena tidak adanya pesawat terbang ataupun helikopter yang mampu terbang ke kampung tersebut."
Kabupaten Puncak merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Puncak Jaya pada tahun 2008. Kabupaten ini merupakan kabupaten tertinggi se-Indonesia karena berada di ketinggian lebih dari 2.000-an kaki di atas permukaan laut. Kabupaten Puncak juga berada di kawasan Puncak Cartensz yang bersalju. (Ndy/Mut)