Sukses


Wakil Ketua MPR: RI Tidak Akan Seperti Yunani

Oso menyebut Indonesia tak akan seperti Yunani. Apa alasannya?

Liputan6.com, Jakarta Krisis ekonomi Yunani membuat negara di ujung tanduk. Ekonomi negara ini porak-poranda akibat krisis yang berkepanjangan.

Meski secara geografis sangat jauh dengan Tanah Air, sejumlah kalangan mengkhawatirkan krisis ini akan menular. Kecemasan ini datang bukan tanpa alasan. Sebab secara umum, ekonomi internasional tengah menurun.

Namun Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang memiliki keyakinan berbeda. Dia mengatakan ekonomi RI dipastikan tidak mengikuti jejak Negeri Para Dewa tersebut.

"Indonesia tidak akan seperti Yunani," ucap pria yang kerap disapa Oso di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (13/7/2015).

Oso menyebut alasan kenapa dia begitu yakin RI tak akan seperti Yunani. Karena Indonesia tidak hanya menggantungkan ekonomi dari satu sumber saja. Tak seperti Negara Eropa ini yang mayoritas ekonominya bergantung pada sektor wisata. "Indonesia punya banya resources, aset yang nilainya begitu tinggi di dunia," ucap dia

Krisis Yunani dimulai akhir 2009. Penyebab utamanya adalah perpaduan kelemahan struktural ekonomi Yunani dengan defisit struktural dan rasio utang-PDB yang terlalu tinggi dan sudah lama terjadi.

Yunani terkena dampak besar karena industri utamanya, perkapalan dan pariwisata, sangat sensitif terhadap perubahan siklus bisnis. Akibatnya, utang negara ini menumpuk dengan cepat.

Pada 27 April 2010, peringkat utang Yunani turun hingga ke peringkat terbawah oleh Standard & Poor's, karena kemampuan Yunani membayar utang diragukan. Pada awal 2010, pertumbuhan utang nasional Yunani semakin mengkhawatirkan. Pemerintah memberi sinyal Yunani memerlukan dana talangan darurat.

Yunani juga menjadi negara maju pertama yang gagal membayar pinjaman 1,6 miliar euro dari IMF pada 30 Juni 2015. Pada waktu itu, pemerintah negara itu memiliki utang senilai 323 miliar euro.

(Ali/Rjp)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini