Sukses

Menteri Rini: BUMN Merugi, Direksi Langsung Dicopot

Pada 2014 lalu, terdapat 21 perusahaan BUMN yang masih membukukan kerugian.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki dua fungsi utama. Fungsi yang pertama adalah membawa perusahaan-perusahaan yang berada di bawah kewenangannya harus turut berpartisipasi dalam membangun bangsa. Tetapi di saat yang sama, perusahaan-perusahaan BUMN tersebut harus menjalankan fungsi yang kedua, yaitu menghasilkan keuntungan.

Di antara 119 perusahaan yang bernaung di bawah BUMN, memang ada beberapa perusahaan yang mampu menjalankan fungsi tersebut dengan baik. Perusahaan di sektor perbankan mampu membantu pemerintah dalam pengembangan industri di berbagai sektor melalui penyaluran kredit. Selain itu, bank-bank tersebut juga mampu mencetak laba hingga triliunan rupiah.

Namun di luar itu, ada perusahaan yang untuk hidup pun sulit. Dalam catatan Kementerian BUMN, pada 2014 lalu, terdapat 21 perusahaan BUMN yang masih membukukan kerugian.

Sebut saja PT Garuda Indonesia (Persero) menjadi BUMN yang mengalami kerugian paling besar, yaitu mencapai Rp 4,6 triliun. Selain Garuda Indonesia, PT Krakatau Steel (Persero) menempati urutan kedua sebagai perusahaan BUMN yang mengalami kerugian. KS tercatat rugi sebesar Rp 2,5 triliun.

Apa yang akan dilakukan oleh Kementerian BUMN agar seluruh perusahaan BUMN bisa menjalankan kedua fungsi dengan baik? Dan langkah apa yang dilakukan kepada perusahaan yang merugi?

Simak wawancara khusus Liputan6.com dengan Menteri BUMN Rini Soemarno berikut ini: