Liputan6.com, Pekanbaru - Saat perayaan Lebaran, Satuan Tugas Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) tetap berupaya memadamkan kebakaran hutan di Provinsi Riau dengan mengerahkan pasukan darat dan menggunakan helikopter pengebom air (water bombing).
"Kami tetap siaga di posko dan melakukan pemadaman dengan helikopter water bombing, sedangkan pemadaman di darat juga terus dilakukan," ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edward Sanger, di Pekanbaru, Senin (20/7/2015).
Berdasarkan data Pos Komando (Posko) Satgas Karhutla Riau, pada Minggu 19 Juli 2015 tercatat proses pemadaman dengan pasukan darat dilakukan di Kampung Pulo, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis. Di sana terjadi kebakaran di lahan seluas sekitar 10 hektare. Penyebab kebakaran kini diselidiki oleh kepolisian setempat.
Sumber Air Minim
Satgas Karhutla Riau mencatat, proses pemadaman melibatkan 15 orang warga setempat. Namun terkendala akibat sumber air yang minim. Kemudian proses pemadaman kebakaran juga dilakukan di lahan kosong di kilometer 75 koridor PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dengan luas sekitar 2 hektare.
Pemadaman dilakukan oleh tim Polsek Pangkalan Kerinci yang dipimpin oleh Kapolsek Kompol Razif dan personel sebanyak 6 orang. Pemadaman juga terkendala sulitnya mendapat sumber air.
Advertisement
Selain proses pemadaman, polisi juga menindaklanjuti dengan pemeriksaan saksi-saksi dan pemasangan garis polisi dan memasang pelang pengumuman bahwa area tersebut sedang dalam penyelidikan kepolisian.
Heli Mi-17
Helikopter Mi-17 berfasilitas bom air, yang bisa menampung sekitar 4 ton air, dilakukan di lokasi kebakaran di Kabupaten Rokan Hilir.
"Pemadaman dilakukan di daerah Pujud Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 25 kali menjatuhkan bom air," kata Edward.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sugarin, secara terpisah mengatakan bahwa data satelit Terra dan Aqua pada 20 Juli pukul 16.00 WIB menunjukkan bahwa terdapat 20 titik panas (hotspot) di seluruh Pulau Sumatera yang menjadi indikasi kebakaran hutan dan lahan.
Titik panas paling banyak terdapat di Bangka Belitung, yang mencapai 6 titik, ujar dia.
"Di Riau terdapat 3 titik panas, yakni di Bengkalis, Indragiri Hulu dan Pelalawan yang masing-masing ada 1 titik," papar Sugarin.
Kondisi udara berdasarken pencatatan alat Indeks Standar Pencemar Udara di Pekanbaru menunjukkan kualitas udara dalam status 'sedang'. Daerah di Riau kemungkinan besar mendapat asap kiriman dari daerah lain yang mengalami kebakaran hutan atau lahan karena terbawa angin.
"Angin secara umum bertiup dari arah Tenggara hingga Barat dengan kecepatan 5 hingga 15 knots atau setara 9 hingga 27 kilometer per jam," pungkas Sugarin. (Ant/Ans/Ado)