Liputan6.com, Semarang - Hingga hari terakhir pendaftaran calon walikota Semarang, Selasa 28 Juli 2015, ada tiga pasangan calon yang mendaftar. Calon petahana Hendrar Prihadi atau Hendi mendaftarkan diri ke KPU Kota Semarang diantar ribuan pendukungnya dan didampingi Hevearita Gunaryanti atau mbak Ita sebagai bakal calon wakil wali kota.
Pasangan yang diusung PDIP dan mendapat dukungan Partai Demokrat, Partai Nasdem, dan PPP ini menemui para pendukungnya di tiga posko utama mereka.
Sebelum berangkat, Hendi menyempatkan meminta restu ibunya, Sutari Sunarso yang tinggal di Jalan Lempongsari 1376. Kepada ibunya, Hendi meminta restu untuk memimpin kota Semarang.
"Yang penting hati-hati. Menjadi pemimpin itu banyak godaan dan jebakan. Selalu ingat niat awal yaitu ingin mengabdi. Hendi masih muda, sebagai anak muda hebat, jauhi korupsi. Tegaslah melawan korupsi," pesan Sutarni kepada Hendi seraya mengangguk.
Baca Juga
Usai sungkem, Hendi menjelaskan bahwa ia sejak kecil sudah terbiasa meminta restu kepada orang tuanya dan kakak-kakaknya. Ia meyakini restu ibu adalah sebaik-baik bekal yang dia bawa.
"Tak ada orang tua yang mengharapkan anaknya terjerumus. Jika ibu sudah memberi restu, maka perjuangan menjadi lebih ringan. Separuh beban sudah diatasi," kata Hendi.
Kemudian Hendi-Ita menuju kantor KPU dengan menumpang kereta berkuda putih. Sementara di depan dan belakangnya, secara spontan berbagai komunitas ikut mengawal, mulai dari penari reog, rebana, drumblek (drum band dengan kaleng bekas), tukang becak, komunitas Harley Davidson, Jepp, dan lainnya.
"Ini luar biasa, dan yang paling istimewa adalah pengurus DPP PDI Perjuangan mengirimkan kadernya, Juliari Batubara, untuk turut hadir di sini," kata Hendi.
Disampaikan bahwa pihaknya sudah menyiapkan tim sukses untuk menggalang dukungan dan sosialisasi di masyarakat. Selain itu Hendi juga semakin mantap dengan pasangannya yaitu Ita karena dianggap lebih luwes dalam perencanaan program kerja yang berfokus pada perempuan.
"Ternyata dengan pasangan perempuan lebuh taktis dan efisien. Contohnya kelompok ibu-ibu pasti lebih luwes didatengi bu Ita, jadi pembagian tugasnya sudah jelas nanti," kata Hendy.
Advertisement
Rekomendasi Keliru
Rekomendasi Keliru
Dalam pendaftaran itu, ada berkas yang salah dibawa sekertaris DPC PDIP Kota Semarang yaitu surat rekomendasi dari DPP. Menurut ketua KPU Kota Semarang, Henry Wahyono, sesuai peraturan KPU, rekomendasi dari partai harus ditandatangani ketua umum
"Tadi yang diserahkan bukan dari (ditandatangani) ketua umum. Kami bertanya," kata Henry.
Setelah menunggu sekitar 30 menit, surat rekomendasi asli menyusul dengan diantar Sekretaris DPC PDIP Kadarlusman. Dengan tergopoh masuk lift, dia turun dari kantor KPU di lantai 5 gedung Pandanaran.
"Lha, iki ra (lha, ini dia)," ujar Supriyadi diikuti beberapa pendukung lainnya yang bertepuk tangan.
Setelah surat rekomendasi tersebut ada, proses pendaftaran yang sempat tertunda kembali diteruskan. Hendi-Ita diterima secara resmi dan terdaftar sebagai bakal calon dan bakal calon wakil walikota Semarang.
Â
Advertisement
Gerindra Memecah PPP
Gerindra Memecah PPP
Sementara itu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Kota Semarang akhirnya mengikuti jejak DPP PPP yang terbelah. Di Semarang, kubu Romahurmuziy mendukung pasangan yang dijagokan Gerindra-PAN yaitu Sigit Ibnugroho-Agus Sutyoso.
Untuk PPP kubu Djan Faridz mendukung pasangan incumbent, Hendrar Prihadi-Hevearita Gunaryanto Rahayu.
Kader partai berlambang Kabah itu memang terlihat pada saat pasangan Sigit-Agus mendaftar di kantor KPUD Semarang pada Senin 27 Juli 2015. Sedangkan pada saat pendaftaran Hendy-Ita, kader PPP pun datang termasuk ketua DPC PPP Kota Semarang, M Yuslam.
Yuslam menegaskan PPP Kota Semarang seluruhnya mendukung pasangan Hendy-Ita sedangkan yang mendukung pasangan lain bukan bagian DPC PPP Kota Semarang.
"Jadi kami yang di DPC total seluruhnya di Pak Hendy, itu sampai ke anak cabang. Yang lain bukan dari DPC," tukas Yuslam.
Sementara Ketua DPC PPP Kota Semarang versi Romahurmuziy, Tafrikhan Marzuki mengatakan, dukungannya sudah bulat untuk pasangan Sigit-Agus. Dukungan itu juga sudah melibatkan PAC se-Kota Semarang.
"Dukungan ini merupakan hasil rapat pimpinan daerah," kata Tafrikhan.
Ketua KPU Kota Semarang, Henry Wahyono mengatakan PPP memang tidak mengajukan berkas pencalonan sehingga tidak tercatat sebagai partai pengusung dari pihak manapun. Meski begitu PPP tetap diperbolehkan menjadi partai pendukung, bukan pengusung.
"PPP tidak mengajukan berkas pencalonan sampai hari ini. Jadi PPP tidak mengusung kedua belah pihak secara resmi, namun di luar yang KPU. Kalau mendukung dipersilakan," kata Henry.
Selain PPP, pasangan Sigit-Agus, diketahui didukung Partai Gerindra, Golkar, dan PAN. Sedangkan pasangan Hendi-Ita diusung PDIP, Nasdem, dan Partai Demokrat.
Jagokan Eks Napi
Jagokan Eks Napi
Selain itu ada pasangan lain yaitu Soemarmo-Zuber Safawi yang diusung PKS dan PKB. Sebelumnya pada Pilwalkot periode 2010-2015 lalu, Hendi menang sebagai Wakil Walikota berpasangan dengan Soemarmo HS. Namun Soemarmo ditangkap KPK dan dipenjara karena terlibat korupsi. sehingga Hendi diangkat menjadi Walikota Semarang.
Sementara itu Soemarmo yang sudah selesai menjalani masa hukumannya kembali mencalonkan diri. Kali ini ia berpasangan dengan politisi PKS, Zubair Sawawi. Pasangan yang didukung PKS dan PKB ini mendaftar di kantor KPU pada Minggu 26 Juli 2015.
Dengan yakin Soemarmo mengaku bahwa ia memang menjadi napi korupsi, namun korupsi yang dilakukannya adalah untuk anak buahnya dan rakyat Semarang.
"Saya terbuka bahwa saya mantan narapidana, tapi dalam hal ini saya berjuang untuk anak buah dan berjuang untuk Kota Semarang," kata Soemarmo HS, minggu (26/7/2015).
Soemarmo HS juga memberikan pernyataan yang membingungkan publik. Dimana ia mengaku menjadi narapidana korupsi dengan status sebagai saksi.
"Saya sudah pernah sampaikan kepada masyarakat sebelum mendaftar bahwa amar putusan saya itu saksi," kata Soemarmo HS yang tak bersedia menunjukkan amar putusan dimaksud.
Sementara itu dalam BAP pemeriksaan KPK terungkap bahwa Soemarmo membagi-bagikan APBD 2012 kepada sejumlah ketua partai. Upaya membagi-bagikan uang rakyat itu terungkap lewat rekaman sadapan telepon, dan juga SMS.
Soemarmo juga dinilai menghalangi pemeriksaan dan pemberantasan korupsi dengan memerintahkan seluruh anak buahnya bungkam saat diperiksa KPK. Dalam video rekonstruksi penyuapan, Soemarmo menjadi tokoh sentral terjadinya korupsi APBD 20015.
PKS sendiri memberikan statemen mengejutkan dengan mengatakan lebih baik menjagokan mantan napi daripada calon napi.
"Katanya lebih baik mencalonkan mantan napi daripada calon napi," kata sekretaris DPD PKS kota Semarang Suharsono, .
Sementara PKB yang memiliki tagline 'membela yang benar' in tak memberikan statemen apapun terkait pencalonan napi korupsi ini. (Ali/Mar)
Advertisement