Sukses

Kebakaran Hutan Masih Menghantui Indonesia Sepanjang 2015

99 Persen penyebab amukan api di kawasan hutan merupakan kesengajaan manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran hutan selalu menjadi peristiwa yang merugikan Indonesia selama musim kemarau. Bukan hanya merugikan ekonomi nasional, kesehatan pun kerap terganggu. Akibat kebakaran hutan, Indonesia juga selalu mendapat kritik keras dari dunia internasional, terlebih negara tetangga.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan kebakaran hutan masih terjadi di Indonesia pada 2015. Ada 10 provinsi yang menjadi langganan bencana ini.

"10 wilayah yang kerap menjadi langganan yaitu Aceh, Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim dan Kaltara. Yang paling parah setiap tahun adalah Riau, Jambi, Sumsel, kalbar, Kalteng dan Kalsel," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di kantornya, Jakarta, Selasa 28 Juli 2015.

Menurut hasil temuan BNPB, 99 persen penyebab amukan api di kawasan hutan merupakan kesengajaan manusia.

"99 persen kebakaran hutan disengaja atau dibakar untuk pembersihan dan perluasan lahan," jelas Sutopo.

Akibatnya, negara mengalami kerugian hingga mencapai triliunan rupiah. Pada kebakaran hutan di Riau selama Februari-April 2014 misalnya, negara merugi sebesar Rp 20 triliun. "Itu termasuk 2.398 hektare cagar biosfer terbakar," imbuh dia.

Kejahatan ini, lanjut Sutopo, dilakukan secara sistematis, di mana beberapa kelompok memanfaatkan kebakaran hutan untuk menarik dana dari para pendonor.

"Biaya pembukaan lahan, kalau dibakar cuma Rp600-800 ribu/hektare, tanpa bakar membengkak jadi Rp 3,4 juta/hektare. Kebakaran hutan juga mudah mengangkat isu lingkungan kepada donor, bikin proposal dan menyangkut perubahan iklim," ungkap Sutopo.

Meski demikian, dia memastikan BNPB sudah menyiapkan Rp 385 miliar hingga September 2015 untuk penanganan kebakaran hutan. Selain itu, terdapat 10 helikopter dengan peralatan water booming juga telah disiagakan untuk melakukan pemadaman.

"Kami ada heli MI-171 dan Sikorsky, sudah beroperasi sejak 12 Juli dan terbang sebanyak 553 di Pekanbaru. Di Palembang juga ada satu heli," pungkas Sutopo. (Bob/Ali)