Liputan6.com, Bogor- Bukan dengan perpeloncoan apalagi kekerasan, SMAN 5 di Kota Bogor, Jawa Barat punya cara tak biasa atau anti-mainstream dalam menggelar Masa Orientasi Siswa (MOS) bagi siswa-siswa barunya. Untuk MOS kali ini, 282 siswa baru digiring ke markas tentara Batalyon Infantri (Yonif) 315/Garuda di Jalan Mayjen Isak Juarsa, Kota Bogor.
Semua demi kedisiplinan yang terarah. Diharapkan para siswa mendapatkan materi wawasan kebangsaan, pelatihan dasar kedisiplinan, latihan baris-berbaris, sampai pengenalan alat utama sistem pertahanan (alutsista) dari para tentara TNI.
Upacara pembukaan di lapangan Yonif 315/Grd mengawali kegiatan MOS hari pertama. Bertindak sebagai inspektur upacara Danyon 315/Grd Mayor Inf Irwan Budiana.
"SMA Negeri 5 Bogor ingin kerjasama untuk mendapatkan pelatihan dasar kedisiplinan dari kami, harapannya anak-anak mendapatkan pemahaman yang tepat tentang wawasan kebangsaan," kata Irwan di Bogor, Jawa Barat pada Rabu 29 Juli 2015.
Baca Juga
Sementara seorang siswi yang mengikuti MOS, Alma Auvar mengaku sangat senang, meski awalnya ia merasa takut karena harus memasuki markas tentara. Namun ternyata ketakutannya itu tak berarti.
"Kita di sini diajarkan bela negara supaya kita mandiri dan memiliki disiplin yang baik. Terus diajarkan juga tentang kebersamaan, seperti makan bersama, pokoknya seru," ucap Alma semangat.
Tak dipungkiri, salah satu materi yang paling menarik dalam kegiatan MOS ini adalah pengenalan alutsista. Para siswa baru diberi pengetahuan kemiliteran tentang senjata ringan dan senjata kelompok.
Terlihat para siswa sangat antusias saat pelatih dari prajurit Yonif 315 menjelaskan fungsi dan kegunaan senjata yang ada di markas tempur tersebut. Senjata seperi P1, Stayer, SPG, SMB 50 Browning, hingga Mortir 80, dan Mortir 81.
Andini, peserta MOS lainnya menilai, kegiatan ini sangat positif. Jauh dari perpeloncoan.
"Tetapi di MOS pelajar ini berbeda. Karena diisi dengan kegiatan yang sangat positif. Kemudian pengalaman yang tak terlupakan itu kita bisa melihat langsung alutsista," ujar Andini. (Ndy/Mut)
Advertisement