Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) bakal memberikan beasiswa pada 128 orang untuk menempuh pendidikan S2 dan S3. Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan, penerima beasiswa berutang pada negara dan mereka harus membayar utang bukan dengan uang, melainkan dengan prestasi.
"‎Kalau Anda tidak belajar keras, kasihan yang memberikan beasiswa, maka Anda harus belajar keras, Anda berutang kepada negara, Anda bayarnya bukan dengan uang tapi prestasi, daya saing, kemampuan, produktivitas‎," kata JK saat memberikan pembekalan pada penerima beasiswa LPDP, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (4/8/2015).
JK menjelaskan, biaya pendidikan tingkat lanjut untuk per orang tidak murah. Biayanya setara dengan gaji Wakil Presiden tiap bulan.
"‎Setiap bulan dibiayai negara kurang lebih Rp 40 juta, apabila dihitung sederhana saja, saya enggak bisa makan lagi karena gaji wapres hanya Rp 40 juta per bulan, maka Anda sama dengan gaji wapres maka harus bekerja keras," ujar dia.
Dari 128 penerima beasiswa, 73 merupakan perempuan dan 55 laki-laki‎. JK menuturkan dari angka tersebut menunjukkan sudah meningkatnya kesetaraan gender. Selain itu, penerima beasiswa ini tidak terikat oleh urusan dinas dengan instansi pemerintah mana pun.
‎"Kalau tamat diminta kerja di Microsoft, Google, silakan. Dengan itu Anda kembali ke Indonesia lebih hebat lagi karena itu tidak ada ikatan dinasnya, national interest namanya‎," tutur JK.
Dalam kesempatan ini, JK juga berpesan agar para penerima beasiswa jangan hanya bergaul dengan orang-orang dari Melayu saja. "‎Jangan hanya berkelompok dengan Melayu, kalau bisa dengan kelompok mahasiswa lain atau bekerja sampingan dengan industri yang ada," tandas JK. (Alv/Mut)
JK: Penerima Beasiswa LPDP Berutang pada Negara
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) bakal memberikan beasiswa pada 128 orang untuk menempuh pendidikan S2 dan S3.
Advertisement