Liputan6.com, Surabaya - Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, telah memasuki hari penyelenggaraan keempat. Suasana berlangsung lebih tenang dari sebelumnya, setelah Rais Aam Pengurus Besar NU Kiai Haji Mustofa Bisri membatalkan tata cara pemilihan Rais Aam lewat sistem Ahlul Halli Wal Aqdi (Ahwa).
Bahkan, Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) PBNU periode 2010-2015 pimpinan Said Aqil Siradj, diterima 34 Pengurus Wilayah NU dan 540 Pengurus Cabang NU, tanpa menuai interupsi dari muktamirin yang digelar Senin 3 Agustus 2015 malam.
Agenda pada Selasa 4 Agustus 2015 adalah sidang Pleno II untuk mengesahkan hasil sidang-sidang komisi. Selain itu, agenda utama Pemilihan Rais Aam dan Ketua Umum Tanfidziyah PBNU periode 2015-2020, juga rencananya akan digelar Selasa malam.
Terkait Pemilihan Ketua Umum Tanfidziyah PBNU periode 2015-2020, akan menjadi hal menarik diperbincangkan. Sebab, sejauh ini terdapat 4 nama bakal calon yang telah menyatakan siap dalam bursa perebutan tampuk kepemimpinan PBNU 5 tahun mendatang. Siapa yang akan terpilih sebagai pemenang?
Nama pertama, ada sosok petahana atau Ketua Umum Tanfidziyah PBNU saat ini, KH Said Aqil Siradj. Memang, sempat tersiar informasi yang bersangkutan telah mengundurkan diri dari pencalonan, namun hal tersebut langsung dibantah. Said menyatakan pernah mundur, tetap maju, dan siap kalah, atau siap menang dalam Muktamar ke-33 NU.
"Saya pasrah pada ketetapan Allah SWT, siap menang, dan siap kalah," kata Kiai Said di area Muktamar NU, Selasa 4 Agustus 2015.
Menurut sosok yang akrab disapa Kang Said itu, keputusan kembali maju merebutkan kursi PBNU bukan untuk kepentingan jabatan. Melainkan, berkiprah di NU merupakan sebuah bentuk pengabdian.
"Saya mengalir saja. Dipercaya kembali memimpin saya siap, tidak juga tidak apa-apa. Di NU itu mengabdi," ujar dia.
Kandidat berikutnya adalah KH Salahuddin Wahid atau Gus Solah. Cucu dari salah satu pendiri NU ini menyatakan siap maju dan mengaku yakin keluar sebagai pemenang dalam Muktamar ke-33 NU.
"Kalau ditanya itu, Insya Allah saya yakin (terpilih)," ujar pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng itu.
Kandidat ketiga ialah Asad Said Ali. Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di era Presiden Abdurrahman Wahid itu mengaku siap jika terpilih memimpin PBNU.
‎"Saya siap 100%, siap dengan niat yang kuat untuk mengabdi membangun, meningkatkan, dan juga menjayakan NU,"‎ tekad Asad.
‎Kandidat terakhir adalah Wakil Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Muhammad Adnan. Dia mengaku sudah lama meneguhkan niat itu dan siap bersaing dengan 3 kandidat lainnya.
"Sudah lama itu saya deklarasi. Sebetulnya saya ini orang ke-3 yang deklarasi maju Ketum PBNU. Tapi kalau nanti ada yang mendaftar lagi ya semakin banyak. Saya juga sebenarnya sudah mencetak visi-misi untuk disebarkan, semua sudah saya siapkan," ujar Adnan‎.
Hingga kini, baru 4 nama yang kuat disebut-sebut maju dalam bursa pemilihan Ketua Umum Tanfidziyah PBNU periode 2015-2020. Lalu, siapa yang akan terpilih? Berdasarkan jadwal yang dikeluarkan panitia Muktamar, Pemilihan Ketua Umum Tanfidziyah PBNU akan dilangsungkan Selasa malam pukul 23.00 WIB, setelah Rais Aam PBNU periode 2015-2020 terpilih. (Rmn/Rjp)
4 Calon Kuat Ketua Umum PBNU
Agenda Muktamar NU pada Selasa 4 Agustus 2015 adalah sidang Pleno II untuk mengesahkan hasil sidang-sidang komisi.
Advertisement