Liputan6.com, Jakarta - Kartu Jakarta Pintar (KJP)Â kerap diselewengkan. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kembali menemukan adanya modus baru dalam penyelewengan dana dari kartu tersebut.
Modus itu yakni dengan memanfaatkan oknum pekerja Stasiun Pengisian Bahan Bakart Umum (SPBU).
Sang pemegang KJP, ungkap Ahok, meminta kepada oknum petugas SPBU menggesek KJP ke mesin electronic data capture (EDC) dalam tiap transaksi pembelian bahan bakar minyak.
Sementara pihak pengisi atau konsumen membayar secara tunai. Modus ini tercetus setelah pengguna KJP tidak dapat mencairkan uang yang ada di kartu.
Mantan anggota Komisi II DPR ini mengungkapkan, sekali transaksi, pengguna KJP bisa mencairkan hingga Rp 700 ribu.
"Yang pom bensin kita sudah ketemu, ternyata pom bensin itu ada tukang ngisi bensin yang nawarin pemegang KJP kumpulin. Kasih dia (oknum petugas SPBU) dikasih upah Rp 35 ribu satu orang," kata Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (4/8/2015).
Menurut dia, pola seperti ini mudah terbaca. Sebab, begitu ada pemegang KJP menggesek kartunya pada mesin EDC, transaksi itu langsung tampil pada komputer pusat data milik Ahok.
"Kan kita tahu persis, detik berapa saja kamu transaksi kan tahu di bank. Dia (oknum SPBU) ini kayak calo kumpulin semuanya (pemegang KJP). Nih, ada yang belanjain, tuker tunai," tutur Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itupun menegaskan tak akan mentolelir penyelewengan KJP. Baik pemegang KJP maupun oknum SPBU sudah diperiksa dan mengakui perbuatannya. (Bob/Mut)
Ahok Ungkap Modus Penyelewengan Dana KJP Lewat SPBU
Pola ini mudah terbaca. Sebab, begitu ada pemegang KJP menggesek kartunya pada mesin EDC, transaksi itu langsung tampil di pusat data.
Advertisement