Liputan6.com, Jombang - KH Mustofa Bisri atau Gus Mus terpilih sebagai Rais Aam dalam Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang, Jawa Timur. Namun, dia menolak jabatan tersebut. Sehingga jawaban Rais Aam ditetapkan kepada Ma'ruf Amin.
Dalam sidang yang digelar Rabu 5 Agustus 2015 malam, Ketua Panitia Muktamar ke-33 NU KH Syaifullah Yusuf mengatakan, Gus Mus sempat memberikan surat penolakan menjadi Rais Aam PBNU. Hal tersebut, disampaikan Gus Mus melalui suratnya.
"Ada titipan surat dari KH Mustofa Bisri menyatakan tidak bersedia menjadi Rais Aam. Setelah surat itu dibacakan di hadapan 9 Ahwa. Maka putusan Ahwa, rapat memutuskan sebagai berikut melalui musyawarah," kata pria yang akrab disapa Gus Ipul tersebut di ruang sidang Muktamar NU ke-33 kepada Muktamirin.
Advertisement
Berikut bunyi putusan 9 Tim Ahwa yang dibacakan Gus Ipul:
Bismillahirrahmanirahim, rapat Ahwa 20 Syawal bertepatan 5 Agustus 2015, setelah mendengarkan dan mencermati usulan Ahwa, rapat memutuskan dan menetapkan dengan meminta KH Mustofa Bisri menjadi Rais Syuriah PBNU periode 2015-2020.
Maka surat ketidaksediaan itu dianggap sebagai akhlakul karimah atau sikap tidak ingin mengambil jabatan. Namun sebelum itu terjadi Ahwa menetapkan KH Mustofa Bisri sebagai Rais Aam Syuriah PBNU 2015-2020 dan Ma'ruf Amin sebagai Wakil Ketua Rais Aam Syuriah 2015-2020.
"Putusan itu ditandangani oleh Ketua Ahwa KH Ma'ruf Amin dan 8 anggota Ahwa lainnya," tandas Gus Ipul.
"Seharusnya 2 yang maju, sehubungan dengan KH As'ad mundur dan KH Mustofa Bisri kembali menyampaikan penolakannya, maka bersama ini kami menetapkan KH Ma'ruf Amin sebagai Rais Aam, dan KH Said Aqil sebagai Ketua Umum Tanfidziyah PBNU," kata pimpinan sidang KH Ahmad Muzakki.
Rais Aam PBNU periode 2015-2020 KH Ma'ruf Amin berharap, semua perbedaan yang timbul akibat muktamar bisa segera berakhir dan kembali membangun NU agar bisa lebih baik lagi.
"Kita supaya kembali khittah (garis perjuangan) NU, kembali ke cara-cara NU dalam menyelesaikan masalah. Usai muktamar dianggap sudah selesai saja, agar bisa menjalankan pekerjaan NU. Negara kita sudah banyak masalah, jadi jangan ditambahi masalah," kata Ma'ruf. (Mvi/Yus)