Liputan6.com, Pandeglang - Hari Lahir (Harlah) ke-100 dan Muktamar ke-19 Mathlaul Anwar (MA) diyakini sebagai ajang untuk memperteguh MA sebagai organisasi Islam yang fokus terhadap pendidikan Islam, seperti Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah.
"MA ciri khasnya madrasah. Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, itu ciri khasnya MA. Sistem inilah yang kemudian diambil pemerintah, Kemenag," kata Ketua Umum Pengurus Besar (PB) MA KH Ahmad Sadeli Karim, Serang, Banten, Jumat 7 Agustus 2015.
Ahmad menjelaskan, selain pelaksanaan Muktamar PB dan peringatan ke-100 Harlah MA, acara yang akan dihadiri 150 orang ini juga akan berlangsung Munas Muslimat MA.
Advertisement
Menurut Ahmad, organisasi Islam tertua dan terbesar di Banten ini akan bebas unsur politik dan tak akan masuk dunia politik. Di mana sebelumnya, MA pernah digabungkan ke dalam PPP dan Partai Golkar hingga 2005.
Meski sempat beredar isu miring terkait keterlibatan organisasi terlarang seperti NII, Ahmad menegaskan, MA bersih dari organisasi radikal.
"MA organisasi moderat. MA itu pelaksana Islam Rakhmatan Lil Alamin. Kita bekerjasama dengan siapapun, yang penting muslim, yang penting tidak anarkis. Kita sepakat MA ormas yang tetap tidak sepakat dengan radikalisme. Kita juga sudah kerja sama dengan BNPT," tegas dia.
Ahmad menambahkan, hingga kini MA telah memiliki 2 ribu madrasah dan 32 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. 300 Madrasah di antaranya berada di Banten. (Rmn/Ron)