Liputan6.com, Jakarta - Mahasiswa Fakultas Teknik Informatika Universitas Trisakti, Yobi Fauzan Supranto, yang jatuh dari kamarnya di lantai 28 Apartemen Royal Mediterania, Tanjung Duren, Jakarta Barat sempat berdebat dengan sepupunya lantaran tidak menerima saat dinasihati.
Sepupunya menyarankan mahasiswa berusia 23 tahun itu tidak larut dalam kesedihan setelah berpisah dengan kekasihnya, Tia (21). Sang kekasih yang berprofesi sebagai sales promotion girl atau SPG itu dikabarkan meninggalkan Yobi dan berpacaran dengan pria lain.
"Korban ini terlalu sedih putus dengan kekasihnya, Tia. Dia lalu terpuruk. Kakak sepupunya menasihati agar dia tidak seperti itu. Tapi korban malah marah-marah, sehingga sempat cekcok sebelum kakaknya berangkat kerja," ucap Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren AKP Antonius kepada Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (8/8/2015).
Advertisement
Dari pemeriksaan CCTV atau kamera pemantau, kakak sepupu Yobi meninggalkan kamar tersebut pukul 06.30 WIB. Data tersebut terkonfirmasi dari keterangan sepupunya yang mengatakan pukul tersebut ia pergi kerja.
Masih dari hasil pemeriksaan CCTV, imbuh Antonius, tidak ada orang lain yang terlihat masuk ke dalam kamar itu hingga saat Yobi jatuh dari lantai kamar apartemennya pukul 10.30 WIB.
"Dari hasil pemeriksaan CCTV yang terakhir keluar adalah sepupunya pukul 06.30 WIB, sepupunya mengatakan ia berangkat kerja. Lalu pukul 10.30 WIB, korban terjun dari apartemennya," ujar Antonius.
Hingga kini, pihak keluarga masih shock dengan tewasnya Yobi. Mahasiswa Trisakti tingkat akhir ini sempat menuliskan lirik lagu berkisah tentang cinta segitiga dalam sebuah kertas sebelum meninggal.
Polisi menemukan tulisan tersebut saat olah tempat kejadian perkara di kamar Yobi. Pemuda perantauan Kalimantan ini memang sehari-hari tinggal dengan kakak sepupunya di Apartemen Royal Mediterania, Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Putus 2 Bulan Lalu
Ternyata, Yobi sudah 2 bulan berpisah dengan kekasihnya Tia (21). Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren AKP Antonius mengatakan, keterangan itu didapat dari kakak sepupu Yobi yang sehari-hari tinggal di apartemen Yobi.
"Putusnya sudah lama, sebelum puasa. Sepupunya bilang korban ini setiap hari murung sejak putus. Maka sepupunya sering menasihati korban untuk bangkit. Tidak terus-terusan murung," jelas Antonius kepada Liputan6.com di Jakarta, Sabtu 8 Agustus 2015.
Karena khawatir akan keadaan mahasiswa Trisakti tingkat akhir tersebut, sepupunya menghubungi ibunda Yobi yang tinggal di Kalimantan untuk menyemangati anaknya. Ibunda Yobi pun bertolak dari Kalimantan ke Jakarta pada Jumat pagi 7 Agustus 2015.
Namun tak sempat bertemu anaknya, ia harus mendapat kabar bahwa putra tersayangnya tewas karena jatuh dari lantai 28 kamarnya. "Saat sepupunya mengabari, ibunya memang sedang dalam perjalanan mengunjungi korban. Tapi baru turun pesawat sudah dikasih tahu korban meninggal," pungkas Antonius. (Ans/Sss)
Advertisement