Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPD RI Irman Gusman menutup Muktamar ke-19 dan peringatan 100 tahun Mathla'ul Anwar di Pandeglang, Banten. Acara tersebut sebelumnya dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu 8 Agustus 2015.
Saat sambutan pembukaan, Jokowi menyebut Mathla’ul Anwar mempunyai dua modal untuk menyukseskan pembangunan Tanah Air. Modal tersebut adalah sosial dan kultural.
Sedangkan Irman Gusman saat menutup acara tersebut mengatakan bahwa Mathla'ul Anwar banyak memberikan kontribusi dan sumbangsih bagi bangsa dan negara Indonesia, terutama di bidang dakwah, sosial, dan pendidikan.
Advertisement
Sesuai makna namanya, Mathla'ul Anwar yang berarti tempat terbitnya cahaya, maka kehadiran organisasi ini untuk pembebasan umat dari kebodohan dan keterbelakangan.
"Tepat sekali tema muktamar kali ini. Albert Einstein menyatakan bahwa ilmu tanpa agama, pincang, dan agama tanpa ilmu, buta," ucap Irman di Pandeglang, Banten, Minggu (9/8/2015).
Irman mengaku bersyukur atas undangan kehormatan menutup acara. "Usianya beda-beda tipis. Karena usia Mathla'ul Anwar yang 10 tahun lebih tua dari Nahdlatul Ulama (NU) dan 4 tahun lebih muda dari Muhammadiyah." imbuh dia.
Cerdaskan Bangsa
Irman pun mengakui bahwa Mathla'ul Anwar merupakan organisasi Islam yang selalu konsisten dalam mengusung pendidikan semenjak Indonesia belum merdeka.
"Peran mencerdaskan bangsa seperti pada pasal 31 UU 1945, yaitu dengan cara meningkatkan iman dan takwa yang dikombinasikan dengan iptek," ujar Irman.
Dia meminta pemerintah Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, hingga pemerintah pusat untuk terus mendukung program pendidikan Mathla'ul Anwar yang bisa mencerdaskan kehidupan banga dan menjaga keutuhan NKRI.
"Hak kita nanti saat bupati Pandeglang terpilih, kita liat komitmennya. Ada atau tidak kepada kita (MA), akan terus saya tanya kemajuan MA ke pak ketua (Sadeli Karin)," ucap Irman.
Para muktamirin dan pengurus besar Mathla'ul Anwar hadir dalam penutupan acara tersebut. Selain itu, dua senator asal Banten, Andiara Aprilia Hikmat dan Ahmad Subadri, juga terlihat dalam acara itu.
Dalam acara ini, KH Ahmad Sadeli Karim Lc terpilih kembali sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Mathla'ul Anwar, sekaligus ketua tim formatur, bersama Ketua Majelis Amanah KH Drs Irsjad Djuwaeli MM.
Mathla'ul Anwar menggelar muktamar ke-19 pada 7-9 Agustus 2015 di Pandeglang. Acara digelar sekaligus memperingati 100 tahun organisasi ini.
Mathla’ul Anwar berdiri pada 10 Ramadan 1334 H atau 10 Juli 1916 M. Didirikan para kiai di sekitar Menes, Pandeglang. Sesepuh utamanya KH Tb Sholeh Kananga dan KH Arsyad Tegal.
Kedua ulama ini didikan Syekh Nawawi Al-Bantani. Pendiri formalnya KH Abdurrahman bin Jamal Menes, dan KH Entol Muhammad Yasin Kadu Hauk Menes.
Dalam anggaran dasar dan rumah tangga, KH Abdurrahman bin Jamal selaku inspektur jenderal, dan KH Entol Muhammad Yasin selaku Presiden Mathla’ul Anwar tahun 1926. (Ali/Ans)