Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok merasa hasil uji KIR terhadap Transjakarta Scania penuh permainan. Dia melihat ada orang yang sengaja mencari gara-gara dengan Pemprov DKI Jakarta.
"Ini sengaja kesalahan, sabotase, mau cari gara-gara karena sekarang bus lain kita enggak mau beli," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Selasa (11/8/2015).
Baca Juga
Menurut mantan Bupati Belitung Timur itu, tidak ada bus gandeng merk apa pun yang bisa memasang 111 kursi. Kursinya tentu hanya bisa dipasang 30-an. Sisanya pasti penumpang harus berdiri.
Advertisement
"Boleh nggak berdiri? Boleh, tinggal dihitung 111 kira-kira gitu. Boleh nggak angkut sampai 140 kalau busnya kurang? Dijejelin orang begitu penuh. Toh dilakukan juga. Yang penting busnya enggak terbakar, suspensinya bagus dan enggak mogok lah sekarang," imbuh Ahok.
Karena itu, Ahok akan menginvestigasi permasalahan ini. Dia sangat yakin, kejadian ini tidak lepas dari rasa iri pihak-pihak yang merasa tersaingin dengan kehadiran bus yang sudah memenuhi standar ini.
"Kita mau beli bus yang terbaik, kita enggak tahu persaingan seperti apa. Apakah orang dalam disogok saya enggak tahu. Tapi bagi saya untuk apa persoalkan administrasi?" tutup Ahok.
Sebelumnya, Direktur Utama PT. Transportasi Jakarta Antonius Kosasih memastikan 20 unit bus gandeng TransJakarta Scania itu aman untuk mengangkut ratusan orang penumpang. Meski, dalam papan KIR hanya tertulis 39 atau 41 orang penumpang.
Menurut Kosasih, Gross Vehicle Weight (GVW) bus Scania adalah 26 ton. Lalu berat kosong bus adalah 19,3 ton. Dari data tersebut didapat selisih berat 6,7 ton yang dikatakan Kosasih merupakan perkiraan jumlah bobot maksimum penumpang yang bisa diangkut bus.
"Dengan merata-ratakan setiap penumpang memiliki berat 60 kg, artinya bus Scania bisa mengangkut sekurang-kurangnya 111 orang penumpang," jelas Kosasih, Senin 10 Agustus 2015.
Munculnya permasalahan itu bermula dari kekehawatiran warga melihat rendahnya kapasitas penumpang. Hal itu tertera pada papan KIR yang menempel di bus.
Kosasi saat ini belum tahu bagaimana tulisan di KIR itu muncul hanya 39 penumpang. Dia telah memberi tahu permasalahan ini pada PT. United Tractors selaku Agen Pemegang Merk (APM) Scania di Indonesia dan karoseri Laksana yang menangani perakitan bus tersebut di Semarang.
"Namun kami tetap meminta penjelasan resmi dari United Tractors dan Laksana. Hal ini harus diperjelas agar tidak menjadi suatu pertanyaan di masyarakat," tutup Kosasih. (Tnt/Mut)