Liputan6.com, Bogor - Badai panas El Nino yang tengah berlangsung dinilai mempengaruhi temperatur udara khususnya di wilayah Bogor yang cenderung lebih dingin di pagi hari lalu naik drastis pada siang hari. Kondisi tersebut dapat memengaruhi kondisi kesehatan.
Berdasarkan data Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dramaga, Bogor, dalam sepekan terakhir suhu pagi hari di Bogor lebih dingin atau mencapai rata-rata 20 derajat Celsius dan naik drastis mencapai 32 derajat Celcius pada siang harinya.
"Pada hari Senin (3 Agustus 2015) suhu pagi hari mencapai 19 derajat Celsius. Sedangkan suhu terpanas pada siang hari mencapai 32 derajat Celsius tejadi pada Kamis (6 Agustus 2015)," ucap Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Dramaga, Bogor, Dedi Sucahyono di kantornya, Selasa (11/8/2015).
Advertisement
Suhu tersebut, lanjut Dedi lebih dingin daripada suhu normal di Bogor yakni 26-28 derajat celsius pada pagi hari dan 28-30 derajat Celsius pada siang hari. "Jadi ketika pagi akan terasa dingin dan siang akan terasa panas," imbuh dia.
Secara teori, suhu udara dingin terjadi dikarenakan gelombang pendek badai panas El Nino yang terpapar sepanjang hari langsung diserap bumi. Kemudian pada malam harinya tutupan awan berkurang dan saat itulah, bumi memantulkan kembali cahaya berupa gelombang panjang.
"Dampaknya, suhu permukaan bumi terasa lebih dingin," tambah Dedi.
Faktor lainnya, berasal dari massa udara (monson) Australia yang bersifat kering dan dingin. Akibatnya, suhu di Jabodetabek khususnya Bogor lebih dingin daripada biasanya.
Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kecepatan angin dan kelembapan udara. Ketika angin bertiup kencang, awan hujan menjadi buyar sehingga tidak terjadi hujan.
"Namun, jika tiupan angin tidak terlalu kencang dan kelembapan tinggi masih berpotensi hujan, biasanya terjadi pada sore hari," jelas Dedi.
Kondisi cuaca yang terjadi seperti itu dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan. Orang rentan terkena inspeksi saluran pernapasan akut sehingga menjaga kesehatan sangat diperlukan.
"Masa udara kering dan dingin, banyaknya debu di sekitar memincu orang dengan sangat mudah terkena infeksi saluran pernapasan akut. Jadi dianjurkan banyak minum," pungkas Dedi. (Ali/Mut)