Sukses

Ketua DPR: Kualitas Calon Dubes Pilihan Jokowi Terlihat Usai Tes

Terdapat sejumlah nama tenar yang dicalonkan dalam surat tertanggal 6 Juli 2015 tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo telah mengajukan 33 nama calon duta besar Indonesia ke DPR. Mereka akan menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di Komisi I DPR.

Di antara nama-nama tersebut dikabarkan terselip relawan Jokowi-JK saat Pilpres 2014. Terkait kabar ini, Ketua DPR Setya Novanto tidak mempermasalahkannya. Menurut dia, jika kabar itu benar, hal ini tak menyalahi aturan. Dia mengatakan, presiden memiliki hak prerogatif untuk mengangkat duta besar.

"Tapi tentu yang diajukan sudah melalui penilaian. Tentu Pak Jokowi punya pertimbangan yang sudah dievaluasi," ujar Setya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/8/2015).

Soal kualitas para calon dubes, Bendahara Umum Partai Golkar versi Munas Ancol tersebut mengatakan, hal itu baru akan diketahui setelah melewati masa uji kepatutan dan kelayakan di DPR. "Itu kan nanti dievaluasi dalam fit and proper test. Kita nunggu hasil fit and proper test, kita akan mengetahui mana-mana yang baik, mana yang tidak," ujar dia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengajukan 33 calon duta besar ke DPR yang berasal dari sejumlah kalangan. Terdapat sejumlah nama tenar yang dicalonkan dalam surat tertanggal 6 Juli 2015 tersebut.

Mereka antara lain mantan Sekretaris Inspektorat Jenderal Kemenlu Bambang Antarikso, Dirjen Protokoler Kemlu Ahmad Rusdi, dan Dirjen Asia Pasifik Kemlu Yuri Octavian Thamrin.Tidak hanya itu, ada pelukis Astari Rasjid yang juga masuk dalam daftar tersebut. Kemudian mantan Sekretaris Jenderal PDIP Alexander Litaay, anak Pahlawan Nasional Amelia Achmad Yani, serta Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Rizal Sukma.

Berikut 33 nama calon dubes yang diajukan Presiden Jokowi ke DPR, yang telah beredar luas:

1. Hasan Bagis ‎untuk Uni Emirat Arab

2. Safira Machrusah untuk Aljazair

3. Bambang Antarikso untuk Irak

4. Husnan Bey Fananie untuk Azerbaijan

5. Ahmad Rusdi untuk Kerajaan Thailand

6. Yuri Octavian Thamrin untuk Kerajaan Belgia dan merangkap Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa

7. Helmy Fauzi untuk Republik Mesir

8. Mayjen TNI Purn Mochammad Luthfie Wittoeng untuk Republik Bolivarian Venezuela

9. Mansyur Pangeran untuk Republik Senegal

10. I Gusti Agung Wesaka Puja untuk Kerajaan Belanda merangkap OPCW

11. Marsekal Madya TNI Purn Muhammad Basri Sidehab untuk Qatar

12. Ibnu Hadi‎ untuk Republik Sosialis Vietnam

13. Alfred Tanduk Palembangan untuk Republik Kuba

14. Wiwiek Setyawati Firman untuk Republik Finlandia

15. Iwan Suyudhie Amri untuk Republik Islam Pakistan

16. Muhammad Ibnu Said untuk Kerajaan Denmark

17. Rizal Sukma untuk Kerajaan Inggris merangkap Republik Irlandia

18. Tito Dos Santos Baptista untuk Republik Mozambique

19. Mohammad Wahid Supriyadi untuk Federasi Rusia

20. Musthofa Taufik Abdul Latif untuk Kesultanan Oman

21. Soehardjono Sastromihardjo untuk Republik Kenya

22. Marsekal Madya TNI Purn Budhy Santoso untuk Republik Panama

23. Dian Triansyah Djani untuk Perutusan Tetap PBB

24. Diennaryati Tjokrisuprihatono untuk Republik Ekuador

25. Agus Maftuh Abegebriel untuk Kerajaan Arab Saudi

26. Amelia Achmad Yani untuk Bosnia-Herzegovina

27. I Gede Ngurah Swajaya untuk Republik Singapura

28. Sri Astari Rasjid untuk Republik Bulgaria

29. R Bagas Hapsoro untuk Kerajaan Swedia

30. Octavino Alimudin untuk Republik Islam Iran

31. Antonius Agus Sriyono untuk Tahta Suci Vatican

32. Eddy Basuki untuk Republik Namibia

33. Alexander Litaay untuk Republik Kroasia

(Ndy/Sun)