Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi mencopot Tedjo Edhy Purdjiatno dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan. Luhut Binsar Pandjaitan pun dipilih menggantikan Tedjo menduduki posisi Menko Polhukam.
Pada Selasa malam 11 Agustus 2015, Tedjo yang mendengar kabar ini pun langsung membereskan barang-barang dari kantornya. Hingga tengah malam dia baru selesai beres-beres.
Tedjo mengaku tak terkejut saat mengetahui kabar pencopotannya dari posisi Menko Polhukam.
"Saya tak pernah langsung dengar dari Bapak Presiden. Saya dengar dari media. Tapi saya tak terkejut dengan hal ini," kata pria kelahiran 20 September 1952 itu dalam wawancara bersama Metro TV, Rabu (12/8/2015).
"Saya sudah terbiasa dengan hal ini. Ini reshuffle saya yang kedua," ucap dia.
Tedjo mengaku pernah berada dalam posisi yang sama saat pemerintahan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Saat itu dia dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut.
"Pada waktu itu, pemerintahan Bapak SBY, KSAL waktu itu diberitahu akan diganti. Langsung diberitahu," ujar tamatan Akademi Angkatan Laut 1975 itu.
"Jadi enggak kaget lagi. Kita kan siap."
Tedjo pun mengucapkan selamat kepada penggantinya, Luhut. Dia berharap penggantinya dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan baik. "Selamat bekerja kepada Bapak Luhut, selamat membantu Bapak Presiden," pungkas Tedjo. (Ndy/Rmn)
Mantan Menko Tedjo: Saya Tak Terkejut Di-reshuffle, Sudah Biasa
Presiden Jokowi mencopot Tedjo Edhy Purdjiatno dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan.
Advertisement