Liputan6.com, Jakarta - Bareskrim Mabes Polri menggeledah 2 usaha penggemukan sapi atau feedloter di kawasan Tangerang, Banten, Rabu 12 Agustus malam. Penyidik Bareskrim pun mendalami dugaan adanya kesengajaan dalam kelangkaan daging sapi.
Kabareskrim Polri Komjen Budi Waseso mengatakan, seluruh pihak terkait akan dipanggil untuk menjalani pemeriksaan. Mulai dari pemilik feedloter dan seluruh importir serta asosiasi pedagang daging.
"Artinya kami ambil langkah tindaklanjut. Hari ini kami cek semua. Ya semua kami panggil. Langsung dilakukan pemeriksaan secepatnya," kata Budi Waseso di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Kamis (13/8/2015).
"Ini mulai pemeriksaan. Ya hari ini semua tim saya sudah bekerja menindaklanjuti temuan itu, hari ini sudah dilayangkan surat-surat panggilan, dan hari ini sudah ada yang diperiksa," timpalnya lagi.
Menurut pria yang kerap disapa Buwas itu, surat panggilan kepada pihak-pihak tersebut untuk menjalani pemeriksaan sudah dilayangkan sejak semalam. Ia memastikan, saat ini ada 3 orang yang diperiksa.
Meski begitu, sejauh ini belum ada tersangka yang dijerat. Tapi, tegas Buwas, jika dalam prosesnya ditemukan tindak pidana maka akan ditindaklanjuti ke penyidikan.
"Sudah ada yang diperiksa. Kurang lebih 3 orang. Ya pemilik, importirnya, dan pegawai manajemennya," kata Budi Waseso.
Penggeledahan
Bareskrim menggeledah 2 lokasi feedloter atau penggemukan sapi pada Rabu malam kemarin. Lokasi pertama di PT Brahman Perkasa Sentosa (BPS), di Jalan Kampung Kelor, Nomor 33, Kecamatan Sepatan, Tangerang, Banten. Lokasi kedua, PT Tanjung Unggul Mandiri (TUM) di Jalan Tanjung Burung, Nomor 33, Desa Kandang Genteng, Teluk Naga, Tangerang, Banten.
Buwas mengaku memimpin langsung dalam operasi penggeledahan di PT TUM. Di lokasi ini, dia mengaku mendapat indikasi adanya penumpukan sapi. Ditemukan ribuan sapi yang sudah siap potong, namun tak dilakukan pemotongan atau dijual.
"Importir di Jabodetabek ini ada 5. Yang semalam saya cek langsung itu 1 dari PT TUM. Kami dapatkan kondisinya seperti itu," ujar dia.
Mantan Kapolda Gorontalo itu menyebutkan, dari 2 lokasi tersebut sebenarnya sudah bisa memenuhi persediaan daging sapi di pasar Jabodetabek dan Banten.
"Dia (PT TUM) memang menyuplai yang terbesar. Ini jelas memengaruhi harga. Suplai DKI itu terbesar dari situ. Dari situ sudah bisa penuhi kuota dan kebutuhan. Kalau itu dilepas, sudah bisa penuhi kebutuhan Jabodetabek," beber Budi Waseso. (Mvi/Mut)
Advertisement