Liputan6.com, Bandung - Rektor Universitas Pasundan (Unpas) Eddy Jusuf menuturkan, pendakian yang dilakukan Dania Agustina Rahman (19) di Gunung Semeru bukan dalam rangka kegiatan kampus. Dania meninggal tertimpa batu besar saat mendaki.
Eddy juga mengatakan, pihak keluarga tidak mengetahui tentang aktivitas tersebut. Keluarga hanya mengetahui, Dania akan merayakan hari ulang tahunnya di Yogyakarta bersama para sahabatnya.
"Dani pergi bukan dengan rekan Mapak Alam Unpas, bahkan keluarga tidak mengetahui jika Dania akan mendaki ke Semeru. Pesan terakhir kepada tantenya kalau Dania akan merayakan ulang tahun di Jogja bersama temannya," kata dia di Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/8/2015).
Hingga saat ini pihaknya masih mencari informasi dalam rangka kegiatan apa dan dengan siapa Dania melakukan pendakian tersebut.
"Organisasi pecinta alam Mapak Alam Unpas telah menyebutkan tidak ada agenda pendakian ke Semeru. Kami masih mencari tahu Dania ke Semeru sendiri atau rombongan karena ada korban lain selain Dania yang mengalami luka," ucap Eddy.
"Kami dari kampus masih berkoordinasi. Atas kejadian ini kami keluarga besar Unpas berdukacita dan berbelasungkawa kepada keluarga Dania semoga mereka diberi kesabaran dan ketabahan," tandas Eddy.
Tertimpa Batu Besar
2 Orang pendaki tertimpa batu besar yang jatuh dari puncak Gunung Semeru. Seorang pendaki meninggal dunia, sedangkan satu pendaki lagi mengalami patah kaki.
Korban meninggal dunia adalah Dania Agustina Rahman (19), warga Jalan Arif Rahman Hakim Perbata No.4 RT 04 RW 04 Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Sukabumi, Jawa Barat. Korban mengalami luka pada bagian kepala dan patah kaki kiri. Jenazah korban pada Rabu 12 Agustus 2015 malam dibawa menuju RS Umum Lumajang, Jawa Timur.
Korban patah kaki atas nama M Rendyka (20), mahasiswa Universitas Harapan Mandiri Medan, Sumatera Utara. Warga Jalan Penguin 7 No.157 Dusun Kenanga Baru, Kecamatan Pecut Sei Tuan, Deli Serdang ini kini dirawat di RS Syaiful Anwar Malang, Jawa Timur. Rencananya, korban akan menjalani operasi atas patah kaki kanan yang dideritanya.
"Kejadian sekitar pukul 05.45 pagi dengan lokasi kejadian keduanya sama, hanya sekitar 30 menit lagi saat perjalanan menuju puncak. Keduanya tertimpa batu besar yang jatuh dari puncak Semeru," kata Kepala Bagian Data dan Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Khairun Nisa melalui pesan pendek di Malang, Rabu 12 Agustus malam.
Kedua pendaki itu berasal dari rombongan yang berbeda. Kebetulan saat itu keduanya bersama rombongan masing-masing dalam perjalanan menuju puncak Semeru.
Ironisnya, peristiwa ini hanya berselang 2 hari dari kabar hilangnya Daniel Saroha (31), warga Kampung Bojong Jengkol RT 02/ RW 10 Desa Cilebut Barat, Bogor, Jawa Barat. Apalagi pencarian terhadap pendaki ini juga belum membuahkan hasil. (Mvi/Mut)
Advertisement