Sukses

Gunung Semeru Ditutup, Sebagian Pendaki Alihkan Tujuan

Banyak di antara mereka yang tetap nekat melanjutkan perjalanan menuju Gunung Semeru.

Liputan6.com, Malang - Ditutupnya Gunung Semeru untuk aktivitas pendakian sejak hari ini memunculkan beragam respons dari para pendaki dari berbagai daerah yang sudah terlanjur tiba di Malang, Jawa Timur. Banyak di antara mereka yang tetap nekat melanjutkan perjalanan menuju Gunung Semeru.

Namun tak sedikit pula yang memilih mengalihkan tujuan mereka ke Gunung Arjuno. Banyak di antara para pendaki itu datang dari Jakarta dan tiba di Malang menggunakan kereta api sejak pagi tadi sekitar pukul 08.00 WIB melalui Stasiun Kotabaru. Mereka memilih beristirahat di Taman Trunojoyo depan stasiun sebelum memutuskan tujuan berikutnya.

"Baru tahu informasi Semeru ditutup ya pagi tadi saat baru tiba di stasiun. Informasi itu dari kawan pendaki lain yang batal naik," ucap Antok, seorang pendaki asal Jakarta, Kamis (13/8/2015).

Para calon pendaki Gunung Semeru yang tiba di Malang, Jawa Timur, memilih beristirahat di depan Stasiun Kotabaru. (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Antok bersama 10 orang rekannya yang tiba sejak pagi tadi akhirnya memutuskan melanjutkan perjalanan menuju Gunung Arjuno. Menurut dia, jika tetap memaksa melanjutkan perjalanan menuju Gunung Semeru akan merugikan mereka sendiri. Apalagi jika keinginan naik ke Semeru tetap dilarang oleh petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS).

"Kalau nanti sudah terlanjur mengeluarkan biaya untuk sewa jip (Jeep), tapi tetap tak diizinkan masuk Semeru oleh petugasnya kan sayang ongkosnya. Lebih baik ke Arjuno saja, tadi sejak siang tadi banyak rombongan yang memutuskan ke Arjuno," papar Antok.

Darma Wira, seorang pendaki asal Tangerang bersama 5 orang rekannya memilih melanjutkan perjalanan ke Bali begitu mengetahui kabar ditutupnya Gunung Semeru pagi tadi.

"Daripada cuma di Ranupani dan tak bisa naik ke Semeru, lebih baik ke Bali. Nanti mungkin kita bisa melanjutkan ke Gunung Rinjani atau ke lainnya," tandas Darma.

Kepala Balai Besar TNBTS Ayu Dewi Utari mengakui sampai hari ini diperkirakan ada sebanyak 300 pendaki memilih tetap bertahan di Pos Ranupani. Mereka berharap pencarian survivor atas nama Daniel Sahora bisa ditemukan, sehingga pendakian ke Semeru bisa kembali di buka.

"Selama pendakian ke Semeru belum dibuka, saat ini pos pertama dan terakhir bagi para pendaki ya di Pos Ranupani. Tapi kami upayakan pendakian ke Semeru bisa dibuka secepatnya, apalagi survivor atas nama Daniel Sahora sudah ditemukan," ucap Ayu.

Daniel Saroha, pendaki asal Kampung Bojong Jengkol, Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dilaporkan hilang sejak Selasa 11 Agustus lalu. Namun dia telah ditemukan oleh tim SAR Gabungan dalam kondisi selamat di Sumber Mani siang tadi sekitar sekitar pukul 13.00 WIB. Saat ini tim SAR masih melakukan evakuasi untuk membawanya turun.

Kecelakaan Beruntun Pendakian
 
Sebelumnya pada Rabu 12 Agustus kemarin juga terjadi musibah terhadap 3 pendaki saat menuju puncak Semeru. Bongkahan batu besar jatuh dan menimpa mereka. Seorang di antaranya, yakni Dania Agustina Rahman (19) warga Jalan Arif Rahman Hakim Perbata No 4, RT 04 RW 04, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Sukabumi, Jawa Barat meninggal dunia.

Jalur pendakian Gunung Semeru ditutup sementara guna konservasi.

Seorang lagi atas nama M Rendyka (20) warga Jalan Penguin 7 No 157, Dusun Kenanga Baru, Kecamatan Pecut Sei Tuan, Deliserdang, Medan, Sumatera Utara mengalami patah tulang. Seorang pendaki perempuan lagi belum diketahui identitasnya juga dilaporkan mengalami luka-luka.

Sementara itu Daniel Saroha, pendaki gunung asal Kampung Bojong Jengkol, Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang dilaporkan hilang di Gunung Semeru ditemukan tim SAR Gabungan dalam kondisi selamat. Saat ini tim SAR masih melakukan evakuasi untuk membawa turun Daniel ke Pos Ranupani.

"Alhamdulillah survivor (Daniel) ditemukan oleh tim SAR di titik Sumbermani dalam kondisi selamat. Survivor hanya mengalami luka-luka, tapi saya masih belum mendapat informasi lanjutan dari tim karena sekarang masih proses evakuasi," ujar Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Ayu Dewi Utari dikonfirmasi di Malang, Jawa Timur, Kamis 13 Agustus 2015. (Ans/Mut)