Liputan6.com, Yogyakarta - Nama Elanto Wijoyono mulai dikenal masyarakat berkat aksinya menghadang pengendara motor gede (Moge) di simpang empat ringroad Condangcatur Yogyakarta. Dia mengaku aksi ini dilakukannya atas inisiatifnya sendiri.
Dia geram banyaknya pengendara moge yang mememuhi Kota Yogyakarta tanpa mengindahkan aturan lalu lintas. Mereka seenaknya menerobos lampu lalu lintas yang bisa membahayakan pengguna jalan yang lain.
Aksi yang semula dilakukan sendiri itu mendapat dukungan dari warga lainnya. Masyarakat tersebut juga merasakan hal yang sama.
Advertisement
"Awalnya sendiri lalu ada yang gabung sampai empat atau lima orang dari warga Jogja ikut gabung dan orang lewat juga itu pun juga baru kenal saya. Pas di situ juga kenalnya," ujar Elanto di Yogyakarta, Sabtu (15/8/2015).
Elanto menilai saat ini fungsi patwal atau voorijder yang biasanya digunakan untuk urusan resmi sudah mulai dilanggar. Hal itu terlihat adanya patwal yang digunakan untuk urusan yang dinilainya tak penting.
"Lalu konvoinya. Konvoi apa pun tidak hanya moge pasti melanggar aturan. Tapi kenapa dibenarkan terjadi berulang dan selalu terulang. Tahun kemarin juga terulang saya juga koordinasi dengan Ditlantas. Jawaban normatif mendukung tapi di lapangan tidak mendukung sama sekali. Alasannya hanya menjalankan perintah saja," ujar Elanto.
Sebelum melakukan aksinya di simpang empat ringroad Condongcatur, Elanto sempat menuju kantor Ditlantas Polda DIY untuk menyampaikan niatnya agar para pengendara Moge diperingatkan. Namun ia tidak mendapatkan petugas yang bisa memberikan penjelasan. Ia mencoba memberi pesan lewat aksi menghadang moge di jalan.
"Sebelumnya sudah konfirmasi ke petugas pos di situ. Petugas pos berjanji akan mengatur tapi hanya memperlambat saja," ujar dia.
Saat melakukan aksi, Elanto mendapat kecaman dari pengendara moge dan juga polisi. Perkataan bernada keras pun didapatnya.
Namun ia tak patah semangat dan mencoba menjelaskan bahwa sesama pengguna jalan raya harus menaati aturan yang ada. Pelanggaran lampu merah merupakan hal sepele namun juga tidak boleh disepelekan.
"Polisi mengatur sesuai hitungan lampu, saya yakin itu terjadi di titik warga pantau saja. Artinya yang kita sayangkan aparat polisi baru bergerak setelah adanya aksi dari warga," ujar penggiat sepeda ini.
Elanto mengaku akan kembali melakukan aksi serupa di beberapa titik di Kota Jogja. Namun tidak tahu titik mana saja yang akan digunakannya. Yang jelas, jika moge tetap melanggar aturan, tempat itulah ia akan melakukan aksinya.
"Mungkin akan ngecek (aksi) lagi cuma lokasi dimana jam berapa belum tahu. Kalau ada info, ya saling kabar saja," tukas Elanto. (Ali/Mut)