Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Trigana Air Service ATR 42 PK YRN dengan nomor penerbangan IL 267 hilang kontak pada Minggu pukul 14.55 WIT kemarin.
Pilot Trigana Air Apriliana Wulansari mengatakan, rute dan lokasi hilangnya pesawat tersebut dikelilingi oleh perbukitan.
Bahkan Elesta pernah berpapasan dengan pesawat lain di udara.
"Oksibil itu yang aku ceritain waktu itu, pas kita wawancara di mana aku pernah head to head sama pesawat lainnya. Di sana itu medannya berbukit-bukit," ujar Elesta melalui sambungan telepon kepada Liputan6.com, Senin (17/8/2015).
Dia menceritakan, pada minggu lalu saat dirinya bertugas di sana dengan rute yang sama, cuaca Oksibil sangat cerah. Tidak sedikit pun ada tanda-tanda cuaca buruk pada saat itu.
"Sangat cerah. Kira-kira minggu lalu aku tugas di sana. Sangat cerah sekali. Dan saat-saat begini tuh Oksibil lagi cerah banget. Agak sedikit panas malah," terang Elesta.
Bagi dia, Oksibil dikenal sebagai salah satu landasan yang cukup tinggi. Bahkan ketinggiannya mencapai ribuan kaki di atas permukaan laut.
"Runway-nya pun ada di ketinggian 4 ribu kaki dari permukaan laut. Oksibil-Jayapura itu bisa ditempuh 45 atau 47 menitan. Bisa main di ketinggian 13.500 meter atau 15.500 kaki saat berangkat, dan saat baliknya itu 14.500 kaki," kata Elesta.
Medan yang berat tersebut sudah diantisipasi para pilot dengan menguasai rute dan teknik terbang tertentu.
Dan menurut Elesta, itu sudah diatur oleh maskapai Trigana Air.
"Trigana sudah punya chart untuk terbang ke dan dari sana. Sudah ada panduannya harus kecepatan berapa pada ketinggian berapa, ada aturannya kalau mau masuk ke sana," pungkas Elesta. (Ron/Ado)
‎