Liputan6.com, Jakarta - Basarnas telah mengerahkan kekuatan darat dan udara untuk mengevakuasi korban pesawat Trigana Air di lokasi jatuhnya pesawat, Kamp 3 Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Tim darat berangkat lebih dulu sekitar pukul 05.40 WIT.
"05.40 WIT ada 3 tim darat berangkat kembali ke lokasi dan 07.30 Wita, heli Freeport drop 2 personel, 1 dari Freeport 1 TNI AD. Ada 2 personel dari TNI AU di lokasi. 08.50 WIT, heli dropping logistik," kata Deputi Bidang Operasi SAR Basarnas Mayjen TNI Heronimus Guru di kantor Basarnas, Jakarta, Selasa (18/8/2015).
Heronimus menerangkan, pada pukul 08.52 WIT, helikopter dari Sentani menuju Oksibil mengirimkan logistik. Sementara pada pukul 12.27 WIT, Basarnas operasi SAR di Timika bersama masyarakat dan berhasil menemukan 54 jenasah.
Menurut Heronimus, kondisi jenazah mengenaskan karena kondisi pesawat sudah hancur.
"Masyarakat ada 50 orang. Kita 2 tim dengan total 79 orang dari Basarnas, TNI dan Polri. Untuk kondisi jenazah tidak etislah, pesawat hancur," kata dia.
Heronimus menambahkan, jenazah korban Trigana nantinya akan dibawa ke Oksibil dan langsung diteruskan ke Sentani. Namun sampai kini timnya masih mencari cara untuk mengevakuasi jenazah.
"Jenazah akan dievakuasi ke Oksibil kemudian ke Sentani. Teknis evakuasi belum tahu apakah akan ditumpuk atau satu-satu menggunakan heli," tutup Heronimus.
Pesawat Trigana Air jenis ATR 42 jatuh di Kamp 3 Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Pesawat dengan nomor registrasi PK-YRN dan rute penerbangan Jayapura (Sentani)-Oksibil tersebut hilang kontak pada Minggu 16 Agustus sekitar pukul 14.55 WIB.
Pesawat Trigana membawa 49 penumpang terdiri dari 44 orang dewasa, 2 anak, dan 3 bayi. Burung besi itu diawaki pilot Capt Hasanudin, FO Ariadin, pramugari Ika N dan Dita Amelia, serta teknisi Mario. Total 54 orang. (Ant/Rmn/Sss)
Kronologi Penemuan 54 Jenazah Korban Trigana
Menurut Heronimus, kondisi jenazah mengenaskan karena kondisi pesawat sudah hancur.
Advertisement