Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ingin menyulap Taman Margasatwa Ragunan (TMR) menjadi sekelas dunia. Hal itu sekaligus untuk mewujudkan cita-cita Presiden Joko Widodo saat masih menjabat sebagai orang nomor 1 di DKI.
"Pak Jokowi ingin sekali lihat (kebun binatang) Ragunan sekelas dunia. Berapa pun kita harus berani bayar harga itu. Dulu Pak Jokowi janjikan apa? Rp 1 triliun juga dikasih kalau mau sulap ini jadi kelas dunia," ujar Ahok usai serah terima hibah sepasang jerapah Australia di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (18/8/2015).
Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mendapatkan banyak sumbangan untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Ahok meminta semua pengelola TMR bekerja lebih transparan dan jujur, agar visi menjadikan Kebun Binatang Ragunan sekelas dunia tercapai.
"Kita juga udah banyak sponsor. Sekarang yang kita bayar adalah jujur, transparan, dan jangan korupsi. Kita harus berani pecat orang-orang yang masih suka main-main. Saya pun mau bayar harga untuk melawan orang yang menghalangi Jakarta baru terjadi," tegas Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu juga menegaskan masuknya pihak swasta bukan untuk mengubah status Kebun Binatang Ragunan. Dipilihnya konglomerat Dato Sri Tahir sebagai Ketua Dewan Pengawas Kantor Pengelola Taman Margasatwa Ragunan hanya sebatas sebagai penyumbang dana untuk mewujudkan cita-cita menjadikan TMR sekelas dunia.
"Jadi bapak ibu jangan salah paham seolah-olah kita mau swastakan. Jadi swasta yang masuk, Pak Tahir dan temen-temen semua dalam rangka nyumbang duit," kata Ahok.
"Jadi mereka membangun kalau kita lihat konsep seperti di Singapura, Korsel, mereka menggabungkan konsep permainan seperti Dufan dengan kebun binatang yang tentu tidak mengganggu kehidupan binatang," papar dia.
Harga Tiket Naik?
Sumbangan yang saat ini diperoleh, digunakan untuk membuat desain pembangunan TMR. Ahok menyatakan, setelah proyek selesai dibangun, TMR tetap akan menjadi aset Pemprov DKI, bukan swasta.
"Makanya tidak ada kerja sama untuk jadi swasta. Ini dalam rangka mereka betul nyumbang ke aset kita. Jadi kalau udah ada desain, kok enggak ada sumbangan lagi, ya kita gunakan APBD," ucap Ahok.
"Ini enggak mudah loh desain lahan 147 hektare. Ini 2 kali luas Monas. Dan kita bersyukur ternyata para pemimpin terdahulu kita bisa berpikir untuk ada Ragunan. Ini pindahan dari Cikini waktu itu," lanjut mantan anggota Komisi II DPR tersebut.
Kendati begitu, Ahok berharap harga tiket Kebun Binatang Ragunan tidak dinaikkan. Dana yang berasal dari sumbangan tersebut juga diminta untuk subsidi kebutuhan operasional kebun binatang. Jika nanti terdapat wahana permainan, maka harus ditambah ongkos tersendiri.
"Uang (sumbangan) itu dimasukkan untuk subsidi kebutuhan di sini. Tentu saya harapkan tiket tidak dinaikkan. Supaya masyarakat semua bisa menikmati (Kebun Binatang Ragunan). Kalau mau mainan, baru bayar lagi," pungkas Ahok. (Bob/Sss)