Liputan6.com, Jakarta - Penggusuran yang berujung bentrok di Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur berimbas pada aktivitas sejumlah warga. Sekolah Santa Maria Fatma yang ada di Jalan Jatinegara Barat harus memulangkan sisanya lebih awal karena kejadian ini.
"Tadi sih masih ada pelajaran, tapi karena ada ricuh-ricuh di sini, banyak orangtua murid yang datang menjemput anaknya," ucap salah seorang satpam sekolah, Indra, di Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (20/8/2015).
Meski sekolah dibubarkan lebih cepat, murid yang belum dijemput orangtuanya tidak diperbolehkan pulang. "Buat yang belum dijemput, sekolah enggak kasih izin pulang. Soalnya takut kenapa-kenapa merekanya kan," sambung Indra.
Pembongkaran juga berimbas pada toko-toko yang berderet di sepanjang Jalan Jatinegara Barat. Ruko-ruko tersebut tidak ada yang buka sejak pagi. Mereka tidak mau mengambil risiko jika bentrokan pecah saat penggusuran berlangsung.
"Saya toko tutup om. Soalnya tahu hari ini ada penertiban yang potensi ricuh. Eh, bener kan ricuh. Untung saya tutup," ungkap salah satu pemilik toko, Amie.
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Umar Faruq, menyatakan pihaknya akan terus berpatroli di sekitar lokasi, guna mengantisipasi adanya kericuhan susulan. Bahkan, personel yang bersiaga juga mendapat tambahan dari Polda Metro Jaya.
"Kita tetap akan berpatroli. Ini dilakukan sampai benar-benar kondusif," jelas Umar.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com kondisi di Jalan Jatinegara Barat mulai sepi dari aktivitas warga. Hanya terlihat ribuan petugas gabungan berjaga-jaga. Arus lalu lintas pun masih dialihkan ke Jalan Jatinegara Timur.
Sementara pembongkaran bangunan tetap berjalan. Beberapa warga hanya pasrah melihat rumahnya digusur. Warga yang tidak digusur memilih berkumpul di rumah mereka. (Bob/Mut)
Advertisement