Sukses

Anak Buah Santoso Juga Tewas dalam Baku Tembak di Poso

Anak buah Santoso yang tewas itu bernama Bado alias Osama. Bado yang merupakan DPO kasus terorisme itu tewas dengan luka tembak.

Liputan6.com, Palu - Inspektur Polisi Satu (Iptu) Bryan Theophani tewas setelah terlibat baku tembak saat operasi pengejaran Densus 88 Antiteror dan Brimob Polda Sulteng terhadap jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah.

Tak hanya dari Polri, seorang anak buah Santoso juga tewas dalam baku tembak di Pegunungan Auma, Desa Trimulya, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso itu.

Anak buah Santoso yang tewas itu bernama Bado alias Osama. Bado yang merupakan DPO kasus terorisme itu tewas dengan luka tembak di beberapa bagian tubuhnya.

Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto mengatakan, baku tembak yang kembali terjadi itu setelah dilakukan penyisiran di seputaran TKP awal di Pegunugan Auma, Rabu 19 Agustus kemarin.

Dalam pengejaran dengan menyisir beberapa titik pelarian kelompok tersebut, tim gabungan menemukan semacam markas besar milik kelompok tersebut. Dari temuan itu kemudian terjadi baku tembak.

"Dalam baku tembak, satu anggota kelompok Santoso dilaporkan tewas. Sedangkan dari pihak kami juga ada," terang Hari saat dikonfirmasi di Kantor Polda Sulteng, Kamis (20/8/2015).

Hingga saat ini, proses evakuasi dari TKP masih dilakukan. Sulitnya medan dan begitu jauhnya jarak menuju perkampungan membuat evakuasi memakan waktu lama.

"Belum ada informasi lebih lanjut kedua jenazah ingin disemayamkan di mana dan dibawa ke mana. Yang jelas kami di Polda Sulteng sudah melakukan persiapan jika nantinya akan disemayamkan di Polda," tandas Hari.

Penyergapan Sejak Senin

Baku tembak awal terjadi pada Senin 17 Agustus 2015 sekitar pukul 15.30 Wita di Pegunungan Auma, Desa Trimulya, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso.

Tak ada korban jiwa, namun tim gabungan berhasil menyita barang bukti berupa satu unit senjata M-60 antitank/rantis, 20 unit bom rakitan jenis lontong, ratusan amunisi aktif, dan ratusan selongsong amunisi.

Baku tembak itu terjadi setelah sebelumnya tim gabungan menyergap sebuah pondok yang menyerupai camp yang diduga sebagai tempat persembunyian kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Saat penyergapan itu, baku tembak tidak terhindarkan hingga 30 menit lamanya. Setelah itu, kelompok tersebut melarikan diri hingga pengejaran pun dilakukan.

Sementara itu, berdasarkan pantauan di Kantor Polda Sulteng, bendera setengah tiang dinaikkan sebagai pertanda duka. Sedangkan persiapan untuk menyambut jenazah juga sudah dilakukan. Tampak pula ucapan duka berupa karangan bunga untuk almarhum Bryan dipajang di kantor tersebut. (Ado/Mut)