Sukses

Kapolda: Warga Lama Kampung Pulo Minta Diprioritaskan di Rusun

Masalahnya, kata Tito, banyak penghuni lama Kampung Pulo tak memiliki berkas apa pun, yang menandakan sebagai penghuni lama.

Liputan6.com, Jakarta - Eksekusi permukiman warga di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta timur memasuki hari kedua. Target Pemkot Jakarta Timur hari ini, seluruh banguan di bantaran Kali Ciliwung tersebut, dapat diratakan untuk mempercepat proyek normalisasi sungai.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian turun tangan menciptakan situasi kondusif, mulai dari mengerahkan kekuatan personelnya, hingga berdialog dengan warga. Warga pun menyampaikan aspirasinya, agar penghuni lama di Kampung Pulo mendapat prioritas untuk menempati rusun Jatinegara.

"Permintaan kelompok warga, agar warga yang sudah lama di sana (Kampung Pulo) diberikan atensi, mendapat prioritas menghuni rusunawa," ujar Tito di Mapolda Metro Jaya Jakarta, Jumat (21/8/2015).

Masalahnya, kata Tito, banyak penghuni lama di Kampung Pulo tidak memiliki berkas apapun, yang menandakan mereka sebagai penghuni lama. Sehingga Pemkot Jakarta Timur diharapkan mendata warga yang akan direlokasi dengan sebaik-baiknya, agar tak terjadi lagi protes kepada pemerintah.

"Kami (Kepolisian) sudah koordinasikan dengan Walikota, 'Pak tolong didata yang benar. Yang sudah lama tinggal di sana agar diakomodir'. Ini yang disampaikan rekan-rekan ormas," ujar Tito menirukan kata-katanya kepada Walikota Jakarta Timur, Bambang Musyawardana.

Permukiman warga di bantaran Sungai Ciliwung Kampung Pulo Jatinegara, Jakarta Timur memang disebut-sebut sudah ada sebelum RI merdeka, yaitu 1930, saat Kolonial Belanda masih menduduki Nusantara. Hal itu diutarakan Direktur Ciliwung Merdeka Sandyawan Sumardi yang merilis tulisan berjudul "Penelusuran Sejarah Kampung Pulo", Senin 10 Agustus 2015.

Masyarakat yang tinggal di kawasan itu pun sudah turun-temurun tinggal di permukiman padat itu sejak generasi pertama. Itulah sebabnya banyak warga enggan meninggalkan Kampung Pulo meski biasa dilanda banjir.

Sementara Pemprov DKI Jakarta selama ini sudah menyosialisasikan relokasi permukiman di Kampung Pulo sejak setahun lalu. Relokasi ini tak lain untuk normalisasi Kali Ciliwung, guna menanggulangi banjir Jakarta. Upaya persuasif pun sudah dilakukan, seperti menggelar pertemuan dengan perwakilan warga di Balaikota.

Bahkan, Pemprov DKI sudah menuruti kemauan sebagian warga untuk membangun rusun tak jauh dari Kampung Pulo, yakni di kawasan Jatinegara. Rusun ini tidak seperti lainnya, dibangun menyerupai apartemen lengkap dengan elevatornya. Warga hanya dikenakan Rp 10 ribu per hari untuk biaya kebersihan dan keamanan.

Namun sebagian warga tetap menolak, dengan alasan tidak mendapat uang ganti rugi yang sesuai, meski mereka tinggal di atas lahan milik negara itu. Sementara sebagian warga Kampung Pulo lainnya sudah menempati rusun. (Rmn/Mut)