Liputan6.com, Jakarta - Segala penawaran Pemprov DKI sudah diberikan kepada warga Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur agar mau direlokasi ke rumah susun sebagai kompensasi normalisasi sungai Ciliwung. Tapi, rupanya belum cukup untuk membuat warga pindah.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sudah tidak mau ambil pusing dengan perlawanan yang dilakukan warga. Sebab, semua upaya negosiasi telah dilakukan.
"Sekarang tergantung, dia marah-marah terserah lah. Pokoknya tetap pindahkan," tegas Ahok usai meninjau pembangunan jembatan di Pluit, Jakarta Barat, Jumat (21/8/2015).
Desain yang ditawarkan warga juga sudah dipertimbangkan. Warga yang memiliki sertifikat kepemilikan tanah akan diberi 1,5 kali dari lahan yang dimiliki. Bila dihitung 1 unit rusun warga diberi 5 unit rusun plus sertifikat hak milik.
"Kamu mau jual juga boleh. Tapi hanya jual dengan pemerintah. Dengan harga pasar. Itu tawaran saya," lanjut Ahok.
Permintaan warga Kampung Pulo yang diminta dibuatkan tempat tinggal tak jauh dari rumah pun sudah dilakukan. Rusun Jatinegara Barat kini sudah bisa dihuni.
"Waduh itu kalau apartemen jatinegara 30 meter Rp 600 juta tuh harganya. Kami korbankan kantor kami bikin apartemen. Kalau di Greenbay bayar berapa service charge?" ujar dia.
Padahal, lanjut Ahok, warga tidak perlu menyewa unit. Warga hanya perlu membayar biaya pemeliharaan lingkungan Rp 10 ribu sudah termasuk kebersihan dan lainnya.
"Kita cuma Rp 5 ribu sampai Rp 15 ribu. Kebersihan keamanan kita bayar loh. Sejuta lebih ini kok tiap bulan gue bayar," tutup Ahok. (Mut)
Tak Peduli Warga Marah, Ahok Tetap Gusur Kampung Pulo
Ahok sudah tidak mau ambil pusing dengan perlawanan yang dilakukan warga Kampung Pulo.
Advertisement