Sukses

Absen Saat Jokowi Datang, Ini Penjelasan Gubernur Papua

Tindakan itu dianggap sebagai bentuk ketidakhormatan kepala daerah kepada seorang Presiden.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengungkap kekecewaannya terhadap Gubernur Papua Lukas Enembe dan wakilnya yang telah 2 kali tidak menyambut kedatangan Presiden Jokowi saat berkunjung ke daerahnya. Tindakan itu dianggap sebagai bentuk ketidakhormatan kepala daerah kepada seorang Presiden.

Menanggapi kekecewaan Menteri Ryamizard, Gubernur Lukas Enembe buka suara. Dia menyatakan berada di Papua saat Presiden dua kali berkunjung ke Bumi Cendrawasih.

Saat kunjungan pertama Jokowi sebagai Presiden saat puncak perayaan Natal di kota Jayapura pada 2014 lalu, Lukas mengaku turut menyambut kedatangan Jokowi di Bandara Sentani.

"Selanjutnya saya menemani Presiden Joko Widodo ke Wamena, Jayawijaya pada 28 Desember 2014, dan melepas Presiden Joko Widodo di Biak, pada 29 Desember 2014," ujar dia keterangan tertulis yang diterima Liputan6,com, Jakarta, Jumat (21/8/2015).

Dalam kunjungan Jokowi yang kedua kali pada 8-9 Mei 2015, Lukas mengaku memang tak turut serta mendampingi Presiden kala itu. Ia beralasan saat itu sedang dalam masa pemulihan dari sakit yang dialaminya.

"Namun saya sudah menugaskan Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal untuk menemani Presiden Joko Widodo di Jayapura pada 8 Mei dan kunjungan ke Merauke pada 9 Mei 2015," kata Lukas.

Bantah Tak Dukung

Selain mengklarifikasi apa yang disampaikan Ryamizard, Lukas juga membantah jika sebagai Gubernur disebut tidak mendukung program Pemerintahan Jokowi. Wilayah Papua menjadi salah satu Provinsi yang diprioritaskan dalam hal pembangunan infrastruktur.

Menurut dia, Groundbreaking Jembatan Holtekamp di Kota Jayapura, oleh Presiden Jokowi pada 8 Mei 2015 lalu, merupakan program Pemerintah Provinsi Papua dengan Kementerian Pekerjaan Umum. Program itu telah dicanangkan sejak April 2013 lalu.

Kerja sama dilakukan dengan membuat skema cost-sharing antara Kementerian Pekerjaan Umum, Pemerintah Provinsi Papua dengan Pemerintah Kota Jayapura.

"Dalam perspektif Papua, Jembatan Holtekamp dijadikan landmark Indonesia di hadapan kawasan Pasifik, dan sebagai simbol kemajuan infrastruktur di wilayah perbatasan RI dan Papua Nugini," ucap Lukas.

Demikian pula, menurut Gubernur Lukas Enembe, kegiatan panen raya di Merauke yang dihadiri Jokowi pada 9 Mei 2015 merupakan bagian dari pendekatan wilayah adat Animha di Papua. Merauke dijadikan sebagai sentra pangan di Kawasan Timur Indonesia.

Lukas menjelaskan selama ini pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Kementerian PPN/Bappenas untuk menata pendekatan pembangunan yang lebih menekankan pada nilai-nilai lokal yang berlaku di Papua.  

"Salah satu terobosan itu adalah dimasukkannya pendekatan pembangunan ekonomi wilayah berbasis 5 kesatuan adat (Mamta, La Pago, Me Pago, Animha, dan Saireri) ke dalam RPJMN Tahun 2015-2019," kata dia.

Diprotes Menteri Pertahanan

‎Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sebelumnya melempar kritik terhadap Gubernur Papua Lukas Enembe yang dianggap tidak menghormati Presiden Jokowi. Sebab dalam dua kali kunjungan kerja Jokowi ke Papua, sang Gubernur tak menyambutnya.

"Itu di mana hormatnya coba sama Presiden? Mereka tak pernah di situ, di Singapura lah, di mana lagi," ujar Ryamizard saat acara silaturahmi dengan media massa di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu 19 Agustus 2015 lalu.

Padahal, kata Ryamizard, wilayah yang dipimpin Lukas termasuk daerah yang mendapat anggaran dari negara sangat besar. Kata dia, tidak perlu Papua memikirkan tambang Freeport, karena anggaran untuk Papua dari pemerintah pusat sudah jauh lebih besar dari daerah lain.

‎"Tidak usah pikirin Freeport. ‎Ada Rp 37 triliun APBN kita buat Papua. Dibagi coba, sekitar 3 juta penduduk, mewah itu. Tiap penduduk dapat ratusan juta. Tapi Hormatnya di mana, 2 kali Presiden ke sana enggak dijemput gubernur," kata dia. (Ali/Ans)

Video Terkini